Self-Disclosure Di Media Sosial Dan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa
Abstract
Mahasiswa didapatkan masih banyak mengalami ketidakpuasan hidup dan
didominasi oleh persaan sedih, cemas, dan hanya memikirkan hal yang buruk.
Ketidakpuasan dan dominasi afek negatif dapat berpengaruh terhadap
kesejahteraan subjektif mahasiswa. Dalam menangani ketidakpuasan dan dominasi
afek negative, didapatkan banyak mahasiswa yang mengungkapkan yang dirasakan
melalui media sosial. Saat ini Media sosial menjadi transisi dari yang dulunya
pengungkapan diri (self-disclosure) melalui tatap muka, kini dengan mudah
melakukan pengungkapan diri melalui media sosial atau disebut dengan selfdisclosure
online.
Teori
yang
mendasari
penelitian
ini
adalah
Diener
(2009)
tentang
kesejahteraan
subjektif dan teori Ina Blau (2011) tentang self-disclosure online.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-disclosure di media
sosial dan kesejahteraan subjektif. Subjek penelitian dilakukan pada 207 mahasiswa
yang pernah melakukan self-disclosure melalui media sosial seperti Instagram,
Twitter, dan Status WhatsApp dengan rentang usia perkembangan dewasa awal
yaiut 18-25 tahun. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan
negatif antara self-disclosure online dan kesejahteraan subjektif. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa ketika mahasiswa sering melakukan self-disclosure media
sosial makan akan semakin rendah kesejahteraan subjektif mahasiswa.
Collections
- Psychology [2173]