Perbandingan Metode Kurva Kalibrasi Dengan Adisi Standar Dalam Penentuan Kadar Tembaga (Cu) Pada Air Embung Kladuan Universitas Islam Indonesia Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
Abstract
Telah dilakukan perbandingan metode kurva kalibrasi dengan metode adisi
standar untuk penentuan tembaga (Cu) dalam sampel air embung Kladuan
Universitas Islam Indonesia (UII) menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom.
Studi dilakukan untuk mengetahui perbandingan metode kurva kalibrasi dengan
metode adisi standar. Pengambilan sampel dilakukan di dua titik, yaitu masuknya
air dan keluarnya air embung. Hasil kadar Cu dalam sampel air embung Kladuan
Universitas Islam Indonesia pada variasi lebar celah 0,2; 0,7; 2,0 nm masingmasing
hasilnya adalah 0,1303±0,0384; 0,1251±0,0334; 0,1514±0,0236 mg/L
untuk metode kurva kalibrasi dan 0,0545±0,0096; 0,0878±0,0141; 0,1108±0,0157
mg/L untuk metode adisi standar. Hasil dari parameter analitik pada metode kurva
kalibrasi diperoleh nilai koefisien korelasi secara berturut-turut pada variasi lebar
celah 0,2; 0,7; 2,0 nm sebesar 0,9998; 0,9999; 0,9999, LOD dan LOQ sebesar
0,0831 dan 0,2771; 0,0723 dan 0,2411; 0,0518 dan 0,1726 mg/L, presisi sebesar
15; 21; 33% dengan nilai 2/3 CV Horwitz sebesar 14,50; 15,58; 14,17%, akurasi
sebesar 217; 197; 241%. Sedangkan pada metode adisi standar presisi secara
berturut-turut pada variasi lebar celah 0,2; 0,7; 2,0 nm sebesar 6; 8; 3%, akurasi
sebesar 43; 105; 29%. Berdasarkan parameter validasi, metode adisi standar
memiliki nilai yang lebih baik daripada kurva kalibrasi untuk penentuan Cu dalam
air embung Kladuan UII menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Terdapat pengaruh pengaturan pada lebar celah pada Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA) yaitu Semakin kecil ukuran lebar celah maka akan meningkatkan
ketajaman spektra, semakin besar ukuran lebar celah maka akan mengurangi
kemampuan membedakan panjang gelombang.
Collections
- Chemical Analyst [362]