Show simple item record

dc.contributor.authorHidayat, Muhammad Zakki Rizal
dc.date.accessioned2022-10-05T03:27:17Z
dc.date.available2022-10-05T03:27:17Z
dc.date.issued2022-03-17
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/39760
dc.description.abstractStruktur pada bangunan bertingkat banyak dan berlokasi di daerah rawan gempa haruslah benar-benar direncanakan oleh seorang insinyur. Gedung Jogja Apartel di Yogyakarta, sebagai objek penelitian ini menggunakan sistem flat slab dengan dinding geser. Penggunaan sitem flat-slab menjadikan pelat lebih tebal dari sistem pelat dengan balok penumpu (pelat konvensional). Karena itu, diperlukan suatu analisis yang lebih lanjut dan lebih mendalam tentang komparasi antara sistem struktur flat-slab dan sistem struktur pelat konvensional untuk studi kasus pada Gedung Jogja Apartel di Yogyakarta. Penerapan konsep BIM (Building Information Modeling) dilakukan dalam penelitian ini guna membantu mempercepat dan meminimalisasi human error yang dapat terjadi selama proses penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon strukur berupa base shear, lateral displacement dan story drift, serta untuk membandingkan volume beton dan berat tulangan yang digunakan apabila Jogja Apartel didesain menggunakan sistem struktur flat-slab dan sistem struktur pelat dengan balok beton bertulang dengan cara mendesain ulang struktur gedung dengan kedua sistem struktur tersebut. Pemodelan struktur gedung menggunakan Autodesk Revit 2019, analisis struktur menggunakan program ETABS v.18 serta prosedur desain mengacu pada spesifikasi SNI 2847:2013 dan SNI 1726:2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shear wall yang terpasang pada struktur pelat konvensional perlu dikurangi guna memenuhi syarat 25% beban gempa yang harus ditahan oleh struktur rangka pemikul momen. Gaya geser pada struktur flatslab didapatkan 11% lebih besar untuk arah sumbu lemah dan 6% lebih besar untuk arah sumbu kuat. Begitu juga dengan lateral displacement pada struktur flat-slab didapatkan relatif lebih tinggi daripada struktur pelat konvensional dikedua arahnya. Volume beton yang dibutuhkan pada sistem struktur flat-slab didapatkan 26% lebih banyak, akan tetapi tulangan yang dibutuhkan oleh sistem struktur pelat konvensional didapatkan 18% lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem struktur flat-slab pada struktur Gedung Jogja Apartel dapat memperbesar kebutuhan beton bertulang, tetapi dapat memperkecil kebutuhan tulangan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectbeban gempaen_US
dc.subjectflat-slaben_US
dc.subjectbase shearen_US
dc.subjectrespon strukturen_US
dc.subjectpelat konvensionalen_US
dc.titleKOMPARASI KEBUTUHAN TULANGAN DAN BETON PADA SISTEM PELAT LANTAI KONVENSIONAL DAN FLAT-SLAB PADA GEDUNG JOGJA APARTELen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record