KOMPARASI KEBUTUHAN TULANGAN DAN BETON PADA SISTEM PELAT LANTAI KONVENSIONAL DAN FLAT-SLAB PADA GEDUNG JOGJA APARTEL
Abstract
Struktur pada bangunan bertingkat banyak dan berlokasi di daerah rawan
gempa haruslah benar-benar direncanakan oleh seorang insinyur. Gedung Jogja
Apartel di Yogyakarta, sebagai objek penelitian ini menggunakan sistem flat slab
dengan dinding geser. Penggunaan sitem flat-slab menjadikan pelat lebih tebal dari
sistem pelat dengan balok penumpu (pelat konvensional). Karena itu, diperlukan
suatu analisis yang lebih lanjut dan lebih mendalam tentang komparasi antara
sistem struktur flat-slab dan sistem struktur pelat konvensional untuk studi kasus
pada Gedung Jogja Apartel di Yogyakarta. Penerapan konsep BIM (Building
Information Modeling) dilakukan dalam penelitian ini guna membantu
mempercepat dan meminimalisasi human error yang dapat terjadi selama proses
penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon strukur berupa base
shear, lateral displacement dan story drift, serta untuk membandingkan volume
beton dan berat tulangan yang digunakan apabila Jogja Apartel didesain
menggunakan sistem struktur flat-slab dan sistem struktur pelat dengan balok beton
bertulang dengan cara mendesain ulang struktur gedung dengan kedua sistem
struktur tersebut. Pemodelan struktur gedung menggunakan Autodesk Revit 2019,
analisis struktur menggunakan program ETABS v.18 serta prosedur desain
mengacu pada spesifikasi SNI 2847:2013 dan SNI 1726:2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa shear wall yang terpasang pada struktur
pelat konvensional perlu dikurangi guna memenuhi syarat 25% beban gempa yang
harus ditahan oleh struktur rangka pemikul momen. Gaya geser pada struktur flatslab didapatkan 11% lebih besar untuk arah sumbu lemah dan 6% lebih besar untuk
arah sumbu kuat. Begitu juga dengan lateral displacement pada struktur flat-slab
didapatkan relatif lebih tinggi daripada struktur pelat konvensional dikedua
arahnya. Volume beton yang dibutuhkan pada sistem struktur flat-slab didapatkan
26% lebih banyak, akan tetapi tulangan yang dibutuhkan oleh sistem struktur pelat
konvensional didapatkan 18% lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
sistem struktur flat-slab pada struktur Gedung Jogja Apartel dapat memperbesar
kebutuhan beton bertulang, tetapi dapat memperkecil kebutuhan tulangan.
Collections
- Civil Engineering [4205]