Hubungan Kualitas Tidur terhadap Kejadian Burnout pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Abstract
Latar Belakang: Burnout merupakan suatu fenomena psikologis yang melibatkan
kelelahan fisik dan emosional, depersonalisasi, serta rendahnya efikasi akademik.
Selain umum ditemukan pada pekerja yang berorientasi pada masyarakat, burnout
juga ditemukan pada mahasiswa kedokteran dengan prevalensi 44,2% di seluruh
dunia. Tingginya beban akademik seringkali membuat mahasiswa melupakan
gaya hidup yang sehat seperti tidur yang baik. Kemungkinan dampak buruk jangka
pendek pada tubuh dan otak karena terganggunya kualitas tidur ialah kelelahan,
rasa kantuk, dan gangguan fungsi kognitif. Gejala-gejala tersebut memiliki
kemiripan dan atau dapat memicu timbulnya gejala-gejala yang memenuhi
karakteristik burnout. Bila tidak ditangani dengan baik, burnout dapat
memperburuk kinerja akademis, menambah tingkat putus sekolah, menurunkan
rasa empati, gangguan profesionalitas, distres fisik dan psikologis, bahkan pada
keadaan yang lebih buruk lagi bisa memunculkan gagasan untuk bunuh diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap
kejadian burnout pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia (FK UII).
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap kejadian burnout
pada mahasiswa FK UII
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan
metode cross-sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa aktif FK UII.
Terdapat 156 subjek yang berpartisipasi sampai akhir penelitian. Dilakukan
pengukuran kualitas tidur, burnout, gejala depresi dan kecemasan, serta data
demografik menggunakan kuesioner yang disebar secara daring. Sampel
dianalisis dengan menggunakan analisis bivariat chi-square dan analisis
multivariat regresi logistik.
Hasil: Terdapat 69,9% mahasiswa dengan kualitas tidur yang buruk dan 32,7%
mahasiswa yang mengalami burnout. Berdasarkan hasil analisis multivariat
terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur yang buruk terhadap
kejadian burnout (p=0,022; OR 4,049; IC 1,224 – 13,401), dan gejala depresi
terhadap kejadian burnout (p = 0,000; OR 11,876; IC 5,092 – 27,699) pada
mahasiswa FK UII.
Kesimpulan: Terdapat hubungan kualitas tidur yang buruk dan gejala depresi
terhadap kejadian burnout pada mahasiswa FK UII.
Collections
- Medical Education [2284]