Analisis Risiko Pada UKM Omah Batik Ngesti Pandowo di Kampung Batik Semarang
Abstract
Omah Batik Ngesti Pandowo Semarang yaitu masih kurang mampu untuk
menyediakan produk batik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen
anak-anak dan remaja, padahal target Omah Batik Ngesti Pandowo adalah
konsumen anak-anak sampai dewasa, tapi kebanyakan pengunjung yang datang
adalah orang dewasa. Selain itu, Omah Batik Ngesti Pandowo masih belum mampu
menciptakan produk yang memiliki ciri khas yang mudah untuk dikenali
masyarakat. Dampaknya konsumen masih kesulitan untuk membedakan produk
yang dibeli di Omah Batik Ngesti Pandowo dan di toko batik lainnya. Tujuan dari
penelitian ini adalah risiko yang sedang dihadapi risiko yang sedang dihadapi pada
UKM Omah Batik Ngesti Pandowo di Kampung Batik Semarang yang dianalisis
menggunakan metode analisis berupa segmentasi, identifikasi risiko, risk mapping,
dan mitigasi.
Hasil penelitian menyatakan bahwa segmentasi pasar pada Omah Batik
Ngesti Pandowo yaitu jenis kelamin yang mensegmentasikan pemasaran Omah
Batik Ngesti Pandowo pada jenis kelamin wanita, nilai wanita disebabkan karena
wanita memiliki kebutuhan fashion yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum
laki-laki, termasuk dalam memilih produk batik. Usia disegmentasi pada usia
konsumen 30 – 39 tahun. Status social disegmentasikan pada kelas menengah ke
atas dengan konsumen berpendapatan Rp. 3.000.000 – Rp6.000.000.. Berdasarkan
analisis risk mapping peneliti menemukan bahwa terdapat 2 risiko berada pada
kategori extreme (merah) yaitu cuaca yang kurang mendukung (KB2) dan
kurangnya motif batik yang terkesan membosankan (MP1). Strategi yang dilakukan
UKM Batik Omah Ngesti Pandowo di Kampung Batik Semarang. Strategi yang
dilakukan UKM Batik Omah Ngesti Pandowo di Kampung Batik Semarang yaitu
dengan cara membuat alat Smart Dryer ataupun alat pengering dengan metode
verein deutser ingenieure(VDI), sebagai salah satu upaya mengatasi ketika cuaca
kurang mendukung yang nantinya mengakibatkan kualitas bahan yang menurun.
Dengan menerapkan alat itu bisa mengurangi risiko bahan yang kurang baik. Dan
dengan cara merumitkan corak motif batik yang intinya mengkombinasi antara
bentuk satu dengan lainnya sehingga tercipta bentuk motif baru dan menggunakan
aplikasi desain batik yang bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas pengrajin
batik.