Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Yulianto P. Prihatmaji
dc.contributor.authorBeata Berliandika
dc.date.accessioned2017-11-03T03:16:28Z
dc.date.available2017-11-03T03:16:28Z
dc.date.issued2016-10
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/3947
dc.description.abstractKota Yogyakarta saat ini terus mengalami perkembangan dilihat dari aktifitas maupun jumlah penduduk. Perkembangan tersebut mempengaruhi laju pembangunan hunian dan komersial sebagai sarana penunjang hunian, sehingga menjadi salah satu pemicu berkurangnya ruang terbuka hijau di suatu kawasan perkotaan. Jumlah pemukiman yang tinggi memicu adanya peningkatan jumlah kebutuhan bahan pokok/pangan. Yogyakarta memiliki komunitas pasar pertanian organik yang terbentuk dari petani organik. Komunitas pasar organik sangat disayangkan hanya berjualan di tempat seadanya yang diberikan oleh pemilik tempat. Visi dan misi komunitas ini untuk memperkenalkan dan mengajak masyarakat menggunakan produk makanan yang sehat. Maka, perencanaan urban greenhouse merupakan sarana penunjang dari berbagai kegiatan pertanian maupun pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Yogyakarta, khususnya masyarakat Baciro. Metode yang digunakan untuk perancangan, yaitu dengan melihat potensi lokasi sekitar yang telah mengembangkan kampung sayur dengan menanam tanaman hidroponik pada gang pemukiman mereka. Strategi perancangan dengan mengadakan urban farming, pasar, edukasi, online, dan communitiy development untuk menjawab semua permasalahan yang ada di kawasan tersebut. Warga dapat mengambil bibit tanaman di greenhouse untuk dibesarkan dan hasilnya di jual kembali dengan melakukan bagi hasil ke greenhouse. Penerapan desain yang diambil antara lain, yaitu diterapkannya sistem pertanian vertikal secara hidroponik maupun aquaponik dengan memanfaatkan air hujan yang ditampung di bak penampungan air hujan dan di suplai untuk penyiraman tanaman. Penerapan tersebut diwujudkan dengan desain penggunaan material atap acrylic/fiberglass sehingga panas matahari dapat masuk dan keluar, kemiringan atap 25-40 derajat agak air yang jatuh di atap langsung ke talang dan mengalir ke bak penampungan air hujan. Kerangka greenhouse terbuat dari besi profil H yang mampu menahan beban atap, serta banyaknya ventilasi di bagian fasad bangunan agar kelembapan dan panas di dalam bangunan tetap terjaga karena letak Baciro di kawasan tropis. Sistem penjualan dan pembelian pada greenhouse menggunakan sistem online, sehingga masyarakat dapat langsung mengambil barang yang telah di pesan di lokasi dengan menggunakan jalur drive thru.id
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaid
dc.titlePendekatan Desain pada Optimalisasi Pemanfaatan Cahaya Matahari dan Penampungan Air Hujanid
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record