Analisis Stabilitas Terowongan Dengan Perkuatan Rockbolt Dan Shotcrete Menggunakan Metode Elemen Hingga (Tunnel Stability Analysis With Reinforcement Of Rockbolt And Shotcrete Using Finite Element Method) (Studi Kasus Proyek Pt. Kereta Cepat Indonesia China Terowongan Sta Dik 3+420 Di Halim, Jakarta Timur)
Abstract
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan membangun 13 terowongan yang tersebar di
kawasan Jakarta, Karawang, Purwakarta, dan Bandung. Salah satu terowongan yang dibangun terdapat
di kawasan Halim, Jakarta Timur. Terowongan ini membentang sepanjang 1.885 meter dan berada
dibawah permukaaan tanah dengan kedalaman 40 meter. Dalam pembangunan terowongan ini
menggunakan metode pengeboran TBM (Tunnel Bored Machine). Pada saat proses pengeboran didapat
kondisi tanah sangat tidak stabil dan beresiko terjadi kelongsoran maka, perlu dilakukan pencarian
alternatif desain perkuatan terowongan. Tujuan analisis untuk Tugas Akhir ini adalah mengetahui nilai
deformasi dan angka keamanan terowongan sebelum dan sesudah diberi perkuatan shotcrete dan
rockbolt.
Stabilitas terowongan yang dilakukan menggunakan program Plaxis v.20 dan dalam
perhitungannya dengan metode elemen hingga. Dalam desain perkuatan terowongan diperlukan data
terowongan, data tanah, dan data gempa juga diperhitungkan dalam desain. Pemodelan terowongan pada
program Plaxis v.20 dibagi menjadi 6 variasi yaitu, proses pengeboran, shotcrete, shotcrete dan 2
rockbolt, shotcrete dan 4 rockbolt, shotcrete dan 6 rockbolt, serta shotcrete dan 8 rockbolt. Dalam
analisis variasi tiap pemodelan terowongan dilakukan dengan menggunakan 2 macam pembebanan
yaitu, beban sendiri dan beban gempa.
Hasil analisis dari program Plaxis v.20 pada terowongan tanpa perkuatan saat beban sendiri
didapatkan nilai deformasi sebesar 0,02437 meter dan nilai angka keamanan sebesar 0,507 mengalami
soil body collapse. Untuk terowongan tanpa perkuatan dengan beban gempa besar deformasi adalah
0,02934 meter dan nilai angka keamanan sebesar 0,498 mengalami soil body collapse. Nilai total
displacement dengan beban sendiri, untuk perkuatan shotcrete 0,0271meter, untuk perkuatan shotcrete
+ 2 rockbolt mengalami kenaikan sebesar 0,15%, untuk perkuatan shotcrete + 4 rockbolt menglami
kenaikan sebesar 1,4% dari variasi sebelumnya, untuk perkuatan shotcrete + 6 rockbolt mengalami
penurunan nilai dari variasi sebelumnya sebesar 0,15%, dan untuk perkuatan shotcrete + 8 rockbolt
mengalami keanikan nilai kembali sebesar 0,29%. Dari hasil tersebut didapatkan niali acak setiap
penambahan perkuatan. Nilai angka keamanan, untuk perkuatan shotcrete 1,985, untuk perkuatan
shotcrete + 2 rockbolt adalah 3,058, untuk perkuatan shotcrete + 4 rockbolt adalah 3,239, untuk
perkuatan shotcrete + 6 rockbolt adalah 4,113, dan untuk perkuatan shotcrete + 8 rockbolt adalah 5,748.
Dari hasil tersebut nilai angka keamanan mengalami kenaikan. Nilai total displacement dengan beban
gempa, untuk perkuatan shotcrete mengalami penurunan nilai sebesar 3,5%, untuk perkuatan shotcrete
+ 2 rockbolt mengalami penurunan nilai sebesar 0,67% dari variasi sebelumnya, untuk perkuatan
shotcrete + 4 rockbolt mengalami kenaikan dari variasi sebelumnya sebesar 1,5%, untuk perkuatan
shotcrete + 6 rockbolt mengalami penurunan nilai sebesar 0,25%, dan untuk perkuatan shotcrete + 8
rockbolt kembali mengalami kenaikan nilai sebesar 0,25%. Dari hasil tersebut terjadi nilai acak untuk
setiap total displacement. Nilai angka keamanan dengan beban gempa, untuk perkuatan shotcrete 1,573,
untuk perkuatan shotcrete + 2 rockbolt adalah 2,786, untuk perkuatan shotcrete + 4 rockbolt adalah
3,051, untuk perkuatan shotcrete + 6 rockbolt adalah 3,889, dan untuk perkuatan shotcrete + 8 rockbolt
adalah 5,146. Dengan hasil tersebut, semua hasil nilai angka keamanan dengan diberi perkuatan sudah
memenuhi syarat >1,25. Penulis merekomendasikan dalam desain pemodelan ini bisa menggunakan
terowongan dengan perkuatan shotcrete + 2 rockbolt.
Collections
- Civil Engineering [4194]