Prospek Keberlanjutan Arsitektur Akulturasi Rumah Vernakular Berbagai Suku Di Tepi Sungai Mahakam Samarinda
Abstract
Tesis ini berjudul “Prospek Keberlanjutan Arsitektur Akulturasi Rumah Vernakular Berbagai Suku di
Tepi Sungai Mahakam Samarinda”. Arsitektur akulturasi rumah vernakular berbagai suku di tepi Sungai
Mahakam Samarinda memiliki prospek untuk berkontribusi dalam isu keberlanjutan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar prospek keberlanjutan dari arsitektur akulturasi rumah
vernakular berbagai suku di tepi Sungai Mahakam Samarinda, menjelaskan perbedaan prospek
keberlanjutan dari arsitektur akulturasi rumah vernakular antar kelompok suku, dan mengetahui rumah
vernakular akulturasi dari suku apa yang memiliki prospek keberlanjutan paling tinggi.
Secara prosedur penelitian ini menggunakan metode kuantitatif positivistik. Data penelitian berupa
rumah vernakular akulturasi dari berbagai suku di Kelurahan Tenun, Samarinda Seberang. Objek penelitian
terdiri dari rumah vernakular akulturasi dari empat suku utama di lokasi penelitian, yaitu Suku Bugis, Suku
Banjar, Suku Makassar, dan Suku Jawa. Langkah secara detail diawali dengan tahap persiapan yaitu
rancangan data base, persiapan alat ukur berupa EDGE dan Greenship Tools Homes, persiapan alat-alat
pendukung di lapangan (meteran, kamera, alat tulis, dan handphone), data lapangan diambil dengan
observasi dan penyebaran kuisioner dilengkapi dengan data sekunder yang relevan. Langkah kedua dengan
menentukan sampel bangunan rumah vernakular akulturasi dari lima suku untuk digunakan sebagai model
eksisting, serta melakukan pengembangan sampel model modifikasi berdasarkan preferensi masyarakat
yang diperoleh dari kuisioner. Langkah ketiga dengan melakukan pengukuran data menggunakan indikator
dan tolok ukur EDGE dan Greenship Tools Homes. Langkah keempat melakukan analisis statistik SPSS
untuk uji tendency central dan komparasi dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) arsitektur akulturasi rumah vernakular berbagai suku di
tepi Sungai Mahakam Samarinda memiliki prospek sebesar 66,67%. (2) Terdapat perbedaan antar
kelompok suku pada parameter efisiensi embodied energy, namun demikian tidak terdapat perbedaan pada
parameter efisiensi konsumsi energi, efisiensi konsumsi air, kesehatan dan kenyamanan ruang, penurunan
biaya operasional, serta periode pengembalian modal. (3) Rumah vernakular akulturasi Jawa memiliki
prospek keberlanjutan yang paling tinggi, terutama pada parameter efisiensi embodied energy.
Collections
- Architecture [3653]