Aktivitas Antitirosinase Dan Analisis Kandungan Flavonoid Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terstandar Dengan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry
Abstract
Latar Belakang: Hiperpigmentasi merupakan kondisi kulit yang mengalami
perubahan warna menjadi lebih gelap dari warna kulit normalnya. Hiperpigmentasi
terjadi karena melanin yang pada proses produksi, distribusi, dan transportasinya
berlebihan. Hiperpigmentasi dapat dihambat oleh flavonoid yang terkandung dalam
tanaman kelor dengan cara menghambat enzim tirosinase.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dua metode ekstraksi:
(a) maserasi dan (b) ultrasound assisted extraction (UAE) terhadap aktivitas
antitirosinase dan menganalisis kandungan flavonoid ekstrak daun kelor terstandar
dengan LC-MS/MS.
Metode: Uji aktivitas antitirosinase dilakukan secara in vitro. Persen
penghambatan uji aktivitas antitirosinase dianalisis menggunakan One Way
ANOVA dan dibandingkan antara dua metode ekstraksi yang digunakan. Analisis
kandungan flavonoid dilakukan menggunakan LC-MS/MS dan hasilnya
dibandingkan dengan database Chemspider MzCLoud.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji aktivitas antitirosinase pada kedua
ekstrak memiliki perbedaan yang signifikan (p<0,05) dengan nilai inhibitory
concentration 50% (IC50) pada ekstrak maserasi sebesar 3492 µg/mL dan ekstrak
UAE sebesar 11042 µg/mL. Senyawa flavonoid yang terkandung pada kedua
ekstrak diantaranya 6"-O-acetylisoquercitrin, isorhamnetin 3-glucoside, luteolin 7-
O-malonylglucoside, apigetrin, isoquercetin, quercetin, quercitrin, rosinidin,
kaempferol dan rutin.
Kesimpulan: Metode ekstraksi yang digunakan memperngaruhi aktivitas
antitirosinase ekstrak etanol daun kelor dan terdapat perbedaan profil senyawa
kimia dengan LC-MS/MS pada dua jenis hasil ekstraksi, namun terdapat kemiripan
kandungan senyawa flavonoid.
Collections
- Pharmacy [1444]