Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Kandungan Kimia Ekstrak Terstandar Kulit Batang Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera)
Abstract
Latar belakang: Kelor merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan tersebar di
Indonesia serta dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan.
Tujuan: Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dua metode ekstraksi yaitu
maserasi dan ekstraksi ultrasonik terhadap aktivitas antioksidan dan profil
kandungan kimia dalam ekstrak kulit batang dan biji kelor.
Metode: Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan DPPH (2,2-diphenyl-1picrylhydrazyl).
Analisis hasil dilakukan dengan menghitung nilai Inhibitory
Concentration 50% (IC50). Deteksi kandungan kimia dalam ekstrak biji dan kulit
batang kelor dilakukan dengan metode Liquid Chromatography-Mass
Spectrometry (LC-MS/MS). Ha
Hasil: Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang kelor dari maserasi dan
ekstraksi ultrasonik diperoleh nilai IC50 477,34 ppm dan 181,03 ppm. Sedangkan
ekstrak biji kelor dari maserasi dan ekstraksi ultrasonik diperoleh nilai IC50 1854,55
ppm dan 1624,51 ppm. Hasil analisis aktivitas antioksidan dengan uji One Way
ANOVA diperoleh nilai signifikansi p <0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan
antara kedua metode ekstraksi. Hasil analisis kandungan kimia ekstrak kulit batang
kelor dari maserasi terdapat senyawa rutin, quercetin 3-o-glucoside, kaempferol 3o-glucoside
dan chlorogenic acid. Sedangkan pada ekstraksi ultrasonik terdapat
senyawa yang tidak ditemukan pada maserasi, yaitu nicotiflorin dan isorhamnetin
3-glucoside. Sementara pada ekstrak biji kelor dari kedua metode tidak ditemukan
kandungan kimia flavonoid maupun fenolik.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil antara metode maserasi
dan ekstraksi ultrasonik terhadap aktivitas antioksidan dan kandungan kimia dari
ekstrak kulit batang dan biji kelor.
Collections
- Pharmacy [1444]