Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Elisa Kusrini, M.T., CPIM., CSCP
dc.contributor.authorKHOERUN NISA SAFITRI
dc.date.accessioned2022-09-05T08:08:59Z
dc.date.available2022-09-05T08:08:59Z
dc.date.issued2022-06
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/39045
dc.description.abstractUMKM menjadi pilar perekonomian penting di Indonesia serta penyumbang perekonomian nasional berdasarkan data Kepala Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan sebesar 61,7 persen menyumbang produk domestik bruto (PBD). Salah satu UMKM pengolahan di Indonesia untuk komoditi pangan merupakan jenis olahan kacang-kacangan yaitu kedelai. Permasalahan yang sering muncul dimana penerapan manajerial belum maksimalnya proses management bisnis, struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi pada UMKM ini serta terdapat banyak hal yang sangat berbeda antara perusahaan besar dengan usaha mikro antara lain struktur organisasi yang sangat sederhana, serta keahlian karyawan dalam pemahaman tentang proses yang masih sangat rendah memjadi permasalahan internal pemilik usaha UMKM pengolahan kedelai. Dalam proses bisnis (PB) yang ada ialah satu atau lebih aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk mengubah input menjadi output (barang atau jasa) kepada customer dengan mengkombinasikan orang, metode, dan tools Untuk mengetahui tahapan pertumbuhan yang digunakan dalam siklus hidup organisasi bervariasi dalam penelitian ini menggunakan empat tahap pertumbuhan: entrepreneurial, growth, expansion, and collaboration, dan dengan Business Process Maturity Model (BPMM) yang mengambil ide dari Capability Maturity Model (C MM) menilai berbagai area di dalam perusahaan terkait dengan praktek manajemen proses bisnis. Didapatkan dalam tiga studi kasus UMKM pengolahan kedelai di Kota Batam ketiganya belum masuk dalam tingkat perumbuhan organisasi tahap collaboration dan hanya satu studi kasus sampai tahap expansi. Dengan mengadopsi tingkat kematangan model BPMM-OMG didapatkan nilai tingkat kematangan proses seluruh tahap proses bisnis berdasarkan Process Clasification Framework (PCF) telah dikembangkan oleh America Productivity Qualiry Control (APQC) 1992 dengan nilai maturity masingmasing UMKM berbeda sedangkan untuk keseluruhan penilaian pada kategori develop vision and strategy adalah 0,67 untuk tahap entrepreneurial sedangkan pada tahap growth mengalami peningkatan menjadi 1,33. Sedangkan untuk kategori develop and manage products and services untuk tahap entrepreneurial adalah 0.00 dan mengalami peningakatan pada tahap growth menjadi 0.5. Untuk kategori market, sell products and services adalah 0.08 untuk tahap entrepreneurial sedangkan pada tahap growth mengalami peningkatan menjadi 2.13. Kategori deliver products and services dengan nilai 1.00 untuk tahap entrepreneurial dan 2.33 pada tahap growth. Sedangkan pada kategori manage customer services untuk tahap entrepreneurial sedangkan adalah 0.56 dan mengalami peningakatan pada tahap growth menjadi 1.33.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectUMKM Pengolahan Kedelaien_US
dc.subjectPertumbuhan Organisasien_US
dc.subjectBusiness Process Maturity Model (BPMM-OMG)en_US
dc.subjectProses Bisnis (PB), Maturity Levelen_US
dc.titleAnalisis Tingkat Kematangan Proses Bisnis Menggunakan Bpmm-Omg Pada Umkm Pengolahan Kedelaien_US
dc.Identifier.NIM18916008


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record