Analisis Dan Perbaikan Beban Kerja Mental Operator Mesin Warping Dengan Metode Nasa-Tlx Dan Rsme (Studi Kasus Pada Divisi Warping Pt. Sekar Lima Pratama)
Abstract
Aspek yang sangat penting dalam mendukung kegiatan dan keberhasilan suatu
perusahaan adalah bagaimana kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Dalam aktivitas menyelesaikan pekerjaannya pastinya berhubungan dengan resiko baik
jangka panjang ataupun jangka pendek. Hal ini disebut dengan beban kerja yang dapat
berupa beban fisik maupun mental. Penelitian ini akan mengevaluasi beban kerja mental
yang dialami oleh operator yang bekerja di PT. Sekar Lima Pratama pada divisi warping.
Divisi warping merupakan divisi yang memerlukan tingkat ketelitian dan fokus yang
tinggi, operator kerap merasa lelah dengan pekerjaan, kerusakan mesin yang tidak terduga
membuat operator harus mengeluarkan tenaga yang lebih untuk memperbaikinya,
kecelakaan kerja pernah terjadi dikarenakan efek dari kurang fokusnya operator akibat
kelelahan. Pekerjaan dilakukan selama 8 jam dengan 3 shift yang berbeda. Berdasarkan
permasalahn tersebut maka evaluasi terhadap beban kerja mental diperlukan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengukur beban kerja mental dengan metode yang digunakan adalah
NASA-TLX dan RSME. Pengukuran dilakukan dalam 3 shift yang berbeda yaitu shift
pagi shift siang dan shift malam. Hasil penelitian dilakukan menyatakan bahwa rata-rata
beban kerja mental operator warping berdasarkan metode NASA-TLX pada shift pagi
sebesar 66,53, shift siang sebesar 63,86 dan shift malam sebesar 71,46. Sedangkan untuk
metode RSME rata-rata beban kerja mental operator warping pada shift pagi sebesar 86,
shift siang 68 dan shift malam sebesar 96. Berdasarkan hasil uji komparatif menunjukkan
bahwa hasil pengukuran beban beban mental antara metode NASA-TLX dan RSME tidak
terdapat perbedaan. Ini ditunjukkan dengan urutan nilai beban mental yang sama yaitu
shift malam, shift pagi dan shift siang.
Collections
- Industrial Engineering [2224]