Show simple item record

dc.contributor.authorAndini, Retsalisa Nurul
dc.date.accessioned2022-08-10T04:42:42Z
dc.date.available2022-08-10T04:42:42Z
dc.date.issued2022-06-09
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/38362
dc.description.abstractPenyebaran budaya Korea Selatan atau Korean Wave di Indonesia sudah terjadi sejak tahun 2000-an namun mengalami peningkatan intensitas pada tahun 2011-2012 ketika terjadi trend menari bernama Gangnam Style. Dengan tingginya popularitas budaya Korea Selatan di Indonesia, membuat produk-produk budaya Korea Selatan semakin mudah memasuki Indonesia dan diterima oleh masyarakat Indonesia, misalnya ramyun. Ramyun atau mi instan Korea Selatan yang mengalami peningkatan permintaan pada tahun 2015-2019 menimbulkan potensi monopoli dari fleksibilitas harga dan biaya yang ditawarkan di pasar mi lokal Indonesia. Penulis akan mengulas dampak masuknya produk ramyun terhadap produksi mi lokal di Indonesia tahun 2015-2019 ditinjau melalui Teori Neo- Imperialisme oleh Edwin Charle. Dalam teori tersebut diperlukan untuk memperhatikan dampak dari ramyun yang akan mempengaruhi pasar mi lokal Indonesia.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKorea Selatanen_US
dc.subjectRamyunen_US
dc.subjectPasar Mi Lokal Indonesiaen_US
dc.subjectPotensi Monopolien_US
dc.subjectFleksibilitas Hargaen_US
dc.subjectTeori Neo-Imperialismeen_US
dc.titleAnalisis Dampak Masuknya Produk Ramyun terhadap Produksi Mi Lokal di Indonesia Tahun 2015-2019 dari Perspektif Neo- Imperialismeen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record