Perbedaan Tingkat Burnout Pada Tenaga Kesehatan Yang Merawat Pasien Covid-19 Dan Non Covid-19 Di RSUD Wonosari
Abstract
Tenaga kesehatan merupakan kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19. Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan burnout pada tenaga kesehatan, baik yang merawat pasien Covid-19 maupun non Covid-
19. Tingkat burnout yang tinggi dapat memunculkan berbagai dampak negatif tidak hanya bagi tenaga kesehatan tetapi juga pasien. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan tingkat burnout pada tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 dan non Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional analitik dan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2021 menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografi dan Maslach Burnout Inventroy (MBI). Sebanyak 262 responden memenuhi kriteria inklusi penelitian yang terdiri dari 117 tenaga kesehatan yang merawat pasien non Covid-19 dan 145 tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada skor burnout tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 dan non Covid-19 dengan Z score -3,369 (p = 0,001; p < 0,05). Ketiga dimensi burnout juga menunjukkan perbedaan bermakna pada kedua kelompok, yaitu variabel kelelahan emosional dengan Z score -2,777 (p = 0,005; p < 0,05), variabel depersonalisasi dengan Z score -1,970 (p = 0,038; p < 0,05), dan variabel penurunan prestasi diri dengan Z score -2,074 (p = 0,001; p < 0,05).
Kesimpulan: Tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di RSUD Wonosari memiliki tingkat burnout lebih tinggi dibanding tenaga kesehatan yang merawat pasien non Covid-19.
Collections
- Medical Education [2284]