Perancangan Museum Sejarah Sebagai Wisata Tepi Sungai Siak di Kota Pekanbaru
Abstract
Tempat bersejarah disuatu daerah seharusnya dilindungi, dilestarikan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menjadi landmark kota
tersebut, Di kota Pekanbaru terdapat kawasan bersejarah yang ditinggalkan yang dulunya menjadi awal mula berdirinya kota Pekanbaru. Kawasan
tersebut salah satunya ialah Pelabuhan Senapelan yang dulunya menjadi pintu masuknya kapal-kapal sebagai lalu lintas perdagangan Pekanbaru dan
sekarang pelabuhan tersebut tidak digunakan lagi. Dalam pelabuhan tersebut terdapat sebuah tugu titik nol Pekanbaru dulunya dan kemudian lokasi
titik nol tersebut dipindahkan oleh Gubernur Pekanbaru sehingga menjadi perdebatan dikalangan masyarakat. Sesuai dengan karakteristik lokasi yang
mempunyai nilai sejarah yang berharga, maka revitalisasi lokasi tersebut harus segera dilakukan.
Museum merupakan bangunan yang tepat untuk mewadahi, merawat, melestarikan peninggalan yang memiliki nilai sejarah dan menjadi
tempat edukasi bagi masyarakat sekarang serta generasi selanjutnya. Melihat potensi lokasi yang berada di tepi Sungai Siak dan upaya melestarikan
kawasan tersebut, maka membangun museum sejarah sekaligus tempat objek wisata tepi sungai akan menjadi daya tarik dan menggambarkan kota
pekanbaru sebagai kota bumi lancang kuning. Lokasi ini memiliki pemandangan yang sangat menarik yaitu pemandangan Jembatan Siak IV dan
dapat menikmati terbenamnya matahari pada sore hari.
Pandemi covid-19 memberikan dampak negatif terhadap menurunnya ekonomi dari barbagai sektor, mulai dari yang ekonomi kecil bahkan
ekonomi global juga terdampak. Perancangan museum sejarah serta wisata kota pekanbaru ini termasuk kedalam potential losers, yaitu artinya tidak
akan meningkatkan ekonomi pada saat pandemi. Untuk meningkatkan ekonomi maka harus ada aspek dari potential Winners yang dimasukkan
kedalam perancangan museum ini. Kemungkinan aspek yang di masukkan ialah retail-retail. Retail tersebut dimaksudkan sebagai fasilitas penunjang
museum untuk daya tarik pengunjung dan retail tersebut di prioritaskan kepada masyarakat UMKM masyarakat sekitar yang usahanya terdampak
covid-19. Dan retail tersebut sebagai mendukung produk-produk lokal seperti makanan khas riau, pakaian khas riau, minimarket dll.
Tujuan dari perancangan ini adalah menghidupkan kembali area titik nol sebagai museum sejarah dengan pendekatan arsitektur melayu yang
dapat mengenang sejarah berdirinya kota pekanbaru sebagai kota bumi lancang kuning dengan budaya melayunya. Dan terwujudnya destinasi wisata
baru untuk meningkatkan ekonomi masyarkat kota pekanbaru. Dalam perancang tersebut menggunakan parameter dari karakteristik arsitektur
melayu, ciri-ciri arsitektur regionalism dan fungsi museum. Metode uji desain yang digunakan yaitu dengan cara membuat tabel yang berisikan
gambar hasil rancangan yang menunjukkan penerapan parameter dari variabel yang diambil.
Collections
- Architecture [3658]