Kajian Potensi Kunyit (Curcuma Longa.) Sebagai Terapi Adjuvan Pada Penyakit Infeksi
Abstract
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia. Antimikroba yang terdiri dari
antibiotika (antibakteri), antivirus, antifungal, dan antiparasit banyak mengalami
resistensi saat ini. Adanya resistensi antimikroba disertai dengan ketersediaan
jenis antimikroba yang efektif menyebabkan terbatasnya pilihan intervensi dalam
terapi infeksi. Kunyit kuning (Curcuma longa atau C. longa) merupakan bahan
yang terbukti memiliki efikasi dalam melawan infeksi berbagai patogen dan
mudah untuk didapatkan di Indonesia dengan harga terjangkau. Scoping review
ini bertujuan untuk menelaah potensi C. longa sebagai terapi adjuvan pada
penyakit infeksi.
Metode: Sumber informasi yang digunakan berasal dari database Ovid,
ScienceDirect, Taylor & Francis Online, ProQuest, JSTOR, PubMed, Springer
Link, dan Google Scholar. Metode yang dipilih dalam artikel-artikel tersebut
merupakan metode randomized controlled trial (RCT) secara klinis (pada
manusia) maupun secara praklinis yang membandingkan efektivitas pemberian
kombinasi antimikroba dan sediaan C. longa dengan efektivitas pemberian
antimikroba tanpa kombinasi dari sediaan C. longa. Selain itu, artikel
menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia yang diterbitkan dalam rentang
tahun 2011-2021. Tahap seleksi artikel menggunakan skema yang disusun
dalam Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses
extension for Scoping Review (PRISMA-ScR).
Hasil: Dari 16 artikel yang telah terseleksi, sediaan C. longa terbukti mampu
meningkatkan efektivitas beberapa antibakteri terhadap Staphylococcus aureus,
Candida albicans, Pseudomonas aeruginosa, Helicobacter pylori, methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Bacillus subtilis, Escherichia coli.
Sediaan C. longa tidak terbukti efektif membantu asiklovir melawan bovine
herpes virus 1 dan artemisinin melawan Plasmodium berghei. Namun, sediaan
C. longa bersifat antagonis terhadap siprofloksasin dan kotrimoksazol dalam
melawan Salmonella sp. Kombinasi CUR-rifampisin dan CUR-kotrimoksazol
terbukti memiliki sifat concentration-dependent.
Kesimpulan: Pemberian secara adjuvant sediaan C. longa dapat bersifat
sinergistik atau antagonistik terhadap antimikroba standar, tergantung jenis
antimikroba dan patogennya.
Collections
- Medical Education [2279]