Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Dan Sampah Plastik High Density Polyethylene (Hdpe) Sebagai Bahan Baku Briket
Abstract
Penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia semakin meningkat dan berakibat
pada menipisnya cadangan bahan bakar. Sementara itu, potensi sumber energi
terbarukan dari biomassa sangat melimpah, salah satunya adalah eceng gondok
(Eichornia crassipes). Eceng gondok mengandung senyawa sumber kalori seperti
selulosa, lignin, pentosa, dan beberapa mineral, namun kualitas briket eceng gondok
masih di bawah standar. Meningkatnya timbulan sampah plastik menyebabkan banyak
masalah lingkungan karena plastik sulit terurai oleh alam. Di sisi lain, sampah plastik
khususnya High Density Polyethylene (HDPE) memiliki potensi untuk meningkatkan
nilai kalori briket eceng gondok. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
tar HDPE terhadap karakteristik fisik dan kimia briket eceng gondok, serta mengetahui
kualitas briket eceng gondok dengan tambahan tar HDPE. Variasi campuran briket yang
digunakan adalah 100 EG:25 HDPE, 100 EG:50 HDPE, dan 100 EG:75 HDPE. Proses
pirolisis tanpa adanya oksigen digunakan untuk memproses biomassa selama 4 jam
pada suhu 450°C untuk mendapatkan char, dan pada suhu 500°C pada limbah HDPE
untuk mendapatkan tar. Cetakan briket berukuran diameter 5cm dan tinggi 10cm dengan
tekanan kempa 150 kg/cm
selama 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan, briket
eceng gondok variasi 100 EG:25 HDPE memiliki kadar air 5,83%, kadar volatil
29,36%, kadar abu 35,79%, kadar karbon terikat 29,03%, nilai kalori 6243,08
kalori/gram, serta laju pembakaran 0,0068 gram/detik. Parameter briket dari seluruh
variasi yang memenuhi persyaratan pada SNI 01-6235-2000 adalah kadar air dan nilai
kalori, sementara kadar volatil, kadar abu, dan kadar karbon terikat tidak memenuhi
persyaratan.
Collections
- Environmental Engineering [1429]