Show simple item record

dc.contributor.advisorMuhammad Miqdam Makfi, Lc, MIRKH
dc.contributor.authorMUHAMMAD FAKHRI AMAL
dc.date.accessioned2022-06-22T03:41:58Z
dc.date.available2022-06-22T03:41:58Z
dc.date.issued2022-02-02
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/37860
dc.description.abstractBerbicara tentang perempuan tentunya tidak akan lepas dari permasalahan tentang gender. Sepanjang sejarah perempuan telah mengalami berbagai macam ketidakadilan gender didalam kehidupan khususnya didalam keluarga. Sering kali agamapun dianggap sebagai kambing hitam atas pelegalan ketidakadilan terhadap perempuan, sehingga budaya patriarki yang mengakui kelebihan laki-laki atas perempuan seolah olah mendapat dukungan dari teks teks keagamaan. Budaya Patriarki adalah budaya yang pada intinya menempatkan perempuan sebagai makhluk nomor 2 dalam aspek aspek kehidupan dan tidak memandangnya setara dengan laki-laki. Budaya ini juga telah merampas banyak kebebasan perempuan, bahkan mengekploitasi kekerasan terhada perempuan. Pengidentikkan perempuan dengan pekerjaan rumah, tidak bolehnya perempuan bertindak sebagai pemimpin, gampangnya laki-laki menjatuhkan talak, adanya beban ganda terhadap perempuan yang bekerja diluar rumah, merupakan contoh contoh bagaimana perempuan diperlakukan secara tidak adil. Asma Barlas melalui berbagai tulisan tulisannya berusaha membawakan sebuah pembacaan baru dan egaliter terhadap al-Qur’an dan menentang berbagai macam tindak ketidakadilan terhadap perempuan. Asma Barlas berusaha menunjukkan bahwa teks teks keagaamaan bersifat polisemik yang artinya dapat dibaca dengan berbagai macam cara termasuk pembacaan yang egaliter. Karena pada dasarnya Islam diturunkan melalui Risalah Nabi Muhammad untuk membebaskan segala diskriminasi yang dialami oleh manusia khususnya terhadap perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Pemikiran Tokoh yang termasuk dalam kategori penelitian pustaka. Dari hasil penelusuran tersebut, ditemukanlah kesimpulan bahwa Islam pada dasarnya menganggap lakilaki dan perempuan dalam hukum keluarga dipandang sebagai pihak yang setara secara ontologis dan tidak ada yang membedakan kecuali kualitas takwa.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPatriarkien_US
dc.subjectGenderen_US
dc.subjectIslamen_US
dc.subjectPerempuanen_US
dc.subjectAsma Barlasen_US
dc.titlePosisi Perempuan Dalam Keluaga Musliim Perspektif Asma Barlasen_US
dc.Identifier.NIM17421052


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record