Show simple item record

dc.contributor.advisorSetya Winarno, ST, MT, Ph.D
dc.contributor.authorM.Arif Ramli
dc.date.accessioned2022-05-10T08:35:00Z
dc.date.available2022-05-10T08:35:00Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/37262
dc.description.abstractSetelah terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 ketersediaan pasir cukup melimpah di beberapa sungai yang berhulu di Gunung Merapi, diantaranya Sungai Code, Kuning, dan Opak. Pasir volkanik ini banyak digunakan sebagai material pembuatan batako oleh masyarakat lokal yang tinggal di bantaran sungai-sungai tersebut. Pasir merupakan salah satu bahan pembentuk utama batako. Karakteristik pasir akan mempengaruhi kualitas (kuat tekan) batako tersebut. Pasir dengan kualitas yang baik akan memberikan kuat tekan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kuat tekan batako yang terbuat dari pasir hasil erupsi gunung Merapi yang diambil dari Sungai Code, Kuning dan Opak, pada bagian hulu, tengah, dan hilir lalu membandingkannya dengan batako yang terbuat dari Sungai Progo yang tidak dialiri erupsi merapi dan standar pasangan dinding yang berlaku (SNI 1989), serta menganalisis kelayakan ekonomis pengusaha batako. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data meterial batako yang diambil dari Laboratorium Bahan Kontruksi Teknik, FTSP, UII serta pengumpulan data kelayakan ekonomi usaha batako yang dilakukan pada 8 lokasi melalui survei lapangan. Dari data yang didapat, pembuatan campuran batako yaitu menggunakan metode konvensional (perbandingan volume 0,5:1:8 untuk air;semen; dan pasir) dan tanpa melalui saringan atau pencucian terlebih dahulu. Semua kualitas bahan pembentuk batako memiliki kualitas yang sama (semen dan air) kecuali agregat halus yang berasal dari erupsi merapi. Analisis kelayakan ekonomi pengusaha batako dilakukan pada pengusaha besar maupun kecil. Perbedaan pengusaha besar dan kecil yaitu pada pembuatan dan produksi batako. Pengusaha besar menggunakan mesin press untuk pembuatan batako dan memproduksi skala besar per hari, sedangkan pengusaha kecil membuat batako secara manual dan memproduksi skala kecil per harinya. Peneliti melakukan analisis untuk 3 pengusaha besar dan 5 pengusaha kecil. Hasil analisis karakteristik teknis batako menunjukkan bahwa batako yang terbuat dari pasir hasil erupsi Gunung Merapi yang diambil dari Sungai Code, Kuning, dan Opak layak digunakan untuk pembuatan batako karena memenuhi syarat SNI 1989, kecuali pada Sungai Kuning hilir yang tidak memenuhi syarat. Pasir volkanik ini juga lebih baik dibandingkan pasir standar Sungai Progo yang tidak dialiri erupsi merapi. Pada penelitian ini juga didapatkan hasil analisis kelayakan ekonomi pada 8 pengusaha batako yaitu berupa rerata harga pokok produksi batako sebesar Rp 1.165,54 dan rerata harga jual batako sebesar Rp 1.362,5 selisih rerata harga jual dan produksi batako yaitu sebesar Rp 196,96 (14,46% dari harga jual batako) serta hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) dan Net Present Value (NPV) pada 8 pengusaha batako memiliki nilai positif (lebih dari 0) untuk NPV dan memiliki nilai positif (lebih dari 1) untuk BCR, sehingga usaha ini layak untuk dijalankan. Kata Kunci : Batako, Pengusaha Batako, Kuat Tekan Batako, Kelayakan Ekonomien_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectBatako, Pengusaha Batako, Kuat Tekan Batako, Kelayakan Ekonomien_US
dc.titleAnalisis Teknis Dan Ekonomis Pasir Sungai Code, Kuning, Dan Opak Untuk Material Batakoen_US
dc.Identifier.NIM07511121


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record