Show simple item record

dc.contributor.advisorSyarifah Ismailiyah Al Athas, S.T., M.T., GP
dc.contributor.authorBERLIAN INDA PARAMESTI
dc.date.accessioned2022-04-12T03:56:18Z
dc.date.available2022-04-12T03:56:18Z
dc.date.issued2021-12
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/37094
dc.description.abstractPesantren adalah salah satu wujud lembaga pendidikan Islam yang mengalami banyak perkembangan seiring dengan perubahan zaman ditambah dengan adanya dampak dari sisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesantren adalah sebuah lembaga yang dapat dikatakan merupakan wujud dari proses perkembangan sistem pendidikan Islam yang juga memerlukan terobosan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan, bukan hanya pendidikan bagi santri di dalamnya namun juga pendidikan untuk masyarakat di sekitarnya yang berbentuk kegiatan-kegiatan yang banyak mengkaji ilmu keagamaan yang dipelopori oleh keberadaan pesantren itu sendiri yang kemudian didukung oleh masyarakat sekitar. Perancangan pesantren yang diusulkan ini berlokasi di Jl. Kramat Jaya Raya, Koja, Jakarta Utara dengan luas lahan + 7,800 m2. Kawasan ini merupakan kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi di D.K.I Jakarta. Kawasan ini memiliki potensi dalam pengembangan, penyebaran, dan pemeliharaan kelestarian ajaran nilai-nilai Islam dengan keberadaan Jakarta Islamic Center di kawasan tersebut. Selanjutnya potensi tersebut akan dimaksimalkan manfaatnya dengan pengadaan pesantren yang berjarak + 500m dari lokasi Jakarta Islamic Center. Perancangan pesantren sebagai bangunan yang dapat mewadahi penyelenggaraan sistem madrasah dan asrama ini kemudian dihadapkan pada permasalahan pada lahannya yang berada di kawasan permukiman dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yang jika lahan tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan dapat meningkatkan stres urban pada seluruh pengguna pesantren. Penyelesaian permasalahan tersebut dilakukan dengan menggunakan penerapan prinsip compact design yang ada pada buku panduan U.S Small House (SH) Model Design Guide, Maret 2019 dan pendekatan biophilic design yang mampu meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis, serta dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas pengguna. Berdasarkan hal tersebut, maka biophilic design menjadi salah satu variabel utama dalam perancangan pesantren ini. Yang kemudian variabel tersebut akan menjadi acuan dalam mendesain (1); massa bangunan (2); fasad ban (3); tata ruang (4); tata lansekap dan sirkulasi (5); struktur dan infrastruktur, hingga pada (6); pemilihan material. Perancangan pesantren pada lahan yang berada di permukiman padat penduduk ini dilakukan dengan beberapa tahapan mengikuti metode perancangan yang akan dilakukan dalam 5 tahapan yaitu (1); penelusuran latar belakang (2); analisis dan sintesis variabel desain (3); konsepsi desain (4); pengembangan desain dan (5); pengujian desain. Metode perancangan tersebut diawali dengan isu pentingnya keberadaan pesantren sebagai suatu wadah pendidikan moral dan pembentukan karakter yang kemudian diiringi dengan isu pengolahan lahan yang berada di kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi yang kemudian rawan menyebabkan stress urban kepada masyarakat setempat. Selanjutnya dilakukan kajian variabel tipologi pesantren, kebutuhan ruang yang dapat memenuhi penyelenggaraan sistem madrasah dan asrama, konteks kawasan sekitar, dan 14 patterns of biophilic design. Dari hasil kajian tersebut kemudian didapatkan desain pesantren menggunakan 8 patterns dari 14 patters of biophilic design yang ada. Kemudian, dari hasil kajian konteks kawasan sekitar didapatkan bahwa site berada di kawasan permukiman dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga butuh pengolahan yang baik agar dapat membantu mengurangi efek stress urban yang dapat dialami oleh pengguna. Maka dari itu, selain berfokus kepada penerapan prinsip biophilic design, rancangan ini juga berfokus kepada pertimbangan building compactness dalam penataan komponen dan fitur bangunan pada tapak yang padat namun tetap disertai dengan ketersediaan ruang hijau yang cukup bagi pengguna. Hasil akhir desain dengan konsep yang terbentuk dari kajian yang sebelumnya telah dilakukan kemudian diuji kesesuaiannya dengan 8 patterns dari 14 patters of biophilic design yang telah dipilih. Uji desain yang dilakukan adalah dengan melakukan checklist kesesuaian dengan matriks penilaian standar biophilic design, serta pengujian dengan software yang berkaitan dengan prinsip biophilic design yang diterapkan seperti velux untuk menguji intensitas masuknya cahaya matahari dan archicad untuk memperlihatkan orientasi ruang dalam terhadap ruang luar.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPesantrenen_US
dc.titlePerancangan Pesantren Dengan Pendekatan Biophilic Design Pada Lahan Permukiman Padat Penduduk Di Kecamatan Koja, Jakarta Utaraen_US
dc.Identifier.NIM17512112


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record