Evaluasi Kinerja Angkutan Kereta Api Joglosemarkerto (Studi Kasus Rangkaian Kelas Eksekutif Relasi Stasiun Yogyakarta Tugu – Stasiun Purwokerto) Performance Evaluation Of Joglosemarkerto
Abstract
Kereta api Joglosemarkerto yang merupakan akronim Jogja-Solo-Semarang-Purwokerto
adalah salah satu layanan transportasi umum yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
untuk mengakomodasi penumpang yang ingin berpergian di sekitar lingkar Jawa Tengah - DIY.
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Acuan yang
dipakai berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 8 Tahun 2001 tentang Angkutan
Kereta Api, Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang
Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 17 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan
Orang dengan Kereta Api.
Nilai faktor muat KA Joglosemarkerto 195A tertinggi dari hasil penelitian ini adalah sebesar
40,952% dan nilai terendah sebesar 4,762%. Sedangkan untuk KA Joglosemarkerto 190A nilai
tertinggi diperoleh sebesar 53,333% dan nilai terendahnya sebesar 6,667%. Waktu aktual perjalanan
KA Joglosemarkerto 195A tercepat yaitu selama 170 menit dan waktu tempuh terlama yaitu 172
menit. Sedangkan untuk KA Joglosemarkerto 190A waktu tempuh tercepat yaitu selama 157 menit
dan untuk waktu tempuh terlama didapatkan hasil 163 menit. Rata-rata kecepatan perjalanan asal
keberangkatan Stasiun Yogyakarta Tugu pada hari kerja 58,423 km/jam dan hari libur 58,732
km/jam, sedangkan rata-rata kecepatan perjalanan asal keberangkatan Stasiun Purwokerto pada hari
kerja yaitu 62,677 km/jam dan hari libur 63,782 km/jam. BIOP sebesar Rp 227.696.000,- dan
pendapatan sebesar Rp 279.904.000,- maka laba bersih yang diperoleh sebesar Rp 52.208.000,-.
Untuk meningkatkan nilai faktor muat berdasarkan acuan yaitu sebesar 90%, sebaiknya jumlah
kereta penumpang kelas eksekutif dikurangi menjadi 2 kereta saja dan menghapus Stasiun
Kutowinangun sebagai stasiun pemberhentian.
Collections
- Civil Engineering [4205]