| dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh pelatihan berpikir
positif terhadap peningkatan resiliensi pada masyarakat yang berada di daerah
rawan bencana. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
memberikan perlakuan berupa pelatihan berpikir positif pada kelompok
eksperimen. Subjek penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen (N=6) dan kelompok kontrol (N=6). Subjek penelitian adalah korban
bencana Merapi yang berusia 12 tahun ke atas, baik laki-laki maupun perempuan.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala berpikir positif dan skala
resiliensi yang disusun sendiri oleh peneliti. Penyusunan skala berpikir positif
mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Albrecht (1980), yaitu harapan yang
positif, afirmasi diri, pernyataan yang tidak menilai, dan penyesuaian diri terhadap
lingkungan. Sedangkan penyusunan skala resiliensi mengacu pada aspek yang
dikemukakan oleh Glantz & Johnson (1999), yaitu spiritual or motivational
characteristics, cognitive competencies, behavioral or social competencies,
emotional stability or emotional management, dan physical well-being and
physical competencies. Konsep pelatihan mengacu pada modul yang dimodifikasi
peneliti berdasarkan modul dari Mutya (2011). Desain eksperimen yang
digunakan adalah pretest-posttest control group design dengan metode analisis
data Parametrik Statistic. Metode analisis data yang digunakan adalah program
komputer SPSS versi 16.00 dengan menggunakan teknik analisis paired sample ttest
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan skor resiliensi antara sebelum
dan sesudah diberikan pelatihan pada kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh nilai p=0.004 (p<0.01) menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan skor resiliensi yang sangat signifikan pada kelompok eksperimen
setelah diberikan pelatihan berpikir positif.
Key word : Pelatihan Berpikir Positif, Resiliensi | en_US |
