Show simple item record

dc.contributor.advisorPrima Juanita R, S.T., M.Sc.
dc.contributor.authorMUH. FAJAR BIMANTORO
dc.date.accessioned2022-01-20T04:21:10Z
dc.date.available2022-01-20T04:21:10Z
dc.date.issued2021-04-22
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/35949
dc.description.abstractDaerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki banyak potensi terutama dari bidang pariwisata dan Pendidikan sehingga memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan wilayah domestik maupun mancanegara. Hal ini membuat Bandara Internasional Adisutjipto mengalami kelebihan muatan sehingga tidak mampu untuk melayani penerbangan secara maksimal. Oleh karena itu penerbangan komersial domestik maupun internasional dipindahkan dari Bandara Internasional Adisutjipto ke Yogyakarta International Airport (YIA) dimana pada pembangunan bandara salah satu hal yang penting adalah desain tebal lapis perkerasan bandara. Penelitian ini berfokus pada lapis perkerasan Runway, Taxiway dan Apron menggunakan dua metode yaitu metode FAA dengan bantuan FAARFIELD dan metode ICAO United States of America Practice sebagai perhitungan manual. Hasil desain perencanaan perkerasan lentur metode FAA pada lapisan surface, base dan subbase adalah10 cm, 30 cm, 47,79 cm, tebal total 87,79 cm pada runway, 10 cm, 27 cm, 51,77 cm, tebal total 88,77 cm pada taxiway, 10 cm, 33 cm, 43,19 cm, tebal total 86,19 cm pada Apron. Menggunakan metode ICAO (International Civil Aviation Organization) United States of America Practice) adalah 10 cm, 28,5 cm, 49,1 cm, tebal total 87,6 cm pada runway, 10 cm, 28,5 cm, 49,1 cm tebal total 87,6 cm pada taxiway, 10 cm, 28,5 cm, 49,1 cm, tebal total 87,6 cm pada apron. Hasil desain perencanaan perkerasan kaku metode FAA pada lapisan surface, dan subbase adalah 50,24 cm, 20 cm, tebal total 70,24 cm pada runway, 50,2 cm, 22 cm, tebal total 72,2 cm pada taxiway, 49,97 cm, 24 cm, tebal total 73,97 cm pada apron. Menggunakan metode ICAO (International Civil Aviation Organization) United States of America Practice adalah 50 cm, 20 cm,tebal total 70 cm pada runway, 50 cm, 22 cm, tebal total 72 cm pada taxiway, 50 cm, 24 cm, tebal total 74 cm pada apron. Dari hasil yang didapatkan terdapat perbedaan dari hasil kedua metode dikarenakan oleh pada metode ICAO harus mencari Annual departures terhadap satu pesawat rencana sedangkan pada metode FAA dengan Faarfield, Faarfield mendesain tebal lapis perkerasan satu per satu dan tebal lapis perkerasan nantinya ditentukan melalui kerusakan kumulatif atau menggunakan sistem Cumulative Damage Factor atau CDF.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectApronen_US
dc.subjectTaxiwayen_US
dc.subjectFAAen_US
dc.subjectFAARFIELDen_US
dc.subjectICAOen_US
dc.subjectRunwayen_US
dc.titlePerencanaan Tebal Lapis Perkerasan Runway, Taxiway Dan Apron Pada Yogyakarta International Airporten_US
dc.Identifier.NIM14511088


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record