Daya Larvisida Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Terhadap Larva Instar III Nyamuk Aedes aegypti Di Laboratorium
Abstract
Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus
yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti. Menurut WHO pada tahun 2007 di
Indonesia memiliki jumlah kasus tertinggi di wilayah Asia Tenggara dengan 118.115
kasus sakit dan kasus meninggal sekitar 1.599. Untuk pengendalian vektor DBD salah
satunya adalah dengan menggunakan insektisida kimiawi, namun memiliki banyak
dampak buruk dan efek samping, oleh karena itu banyak pihak menggunakan insektisida
non-kimiawi atau disebut juga insektisida hayati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Salah satu insektisida hayati adalah kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui efek larvisida
minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmaniii) terhadap larva instar III
nyamuk Aedes aegypti sebagai upaya pengendalian vektor DBD.
Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya larvisida minyak
atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) terhadap larva nyamuk Aedes
aegypti, serta untuk mengetahui nilai LC50 dan LC90 dari minyak atsiri kulit batang kayu
manis terhadap larva instar III nyamuk Aedes aegypti.
Metode Penelitian. Penelitian ini bersifat eksperimental sederhana dengan desain
penelitian post test only control group design. Penelitian dibagi dalam 2 kelompok,
kelompok pertama sebagai kelompok perlakuan dan kelompok kedua sebagai kelompok
kontrol. Pengukuran dilakukan setelah 24 jam pemaparan larva instar III Aedes aegypti
dengan konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, dan 300 ppm ekstrak kulit
batang kayu manis (Cinnamomum burmanii). Analisis data menggunakan Kruskal –
Wallis dilanjutkan dengan uji Mann – Whitney. Analisis probit digunakan untuk
mendapatkan nilai LC50 dan LC90 dari ekstrak kulit batang kayu manis.
Hasil Penelitian. Setelah dilakukan pemaparan selama 24 jam didapatkan hasil dengan
persentase kematian jumlah larva uji adalah 35% (100 ppm), 62,5% (150 ppm), 86,25%
(200 ppm), 97,5% (250 ppm), dan 100% (300 ppm). Hasil tersebut kemudian dianalisis
dengan menggunakan analisis Kruskal-Wallis dan didapatkan perbedaan bermakna
(p<0,05) kemudian dilanjutkan dengan uji Mann – Whitney (p<0,05) yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kecuali pada konsentrasi 250 ppm dan 300
ppm yang menunjukkan nilai signifikasi lebih besar dari alpha 0.05 yaitu 0,127 (0.127 >
0.05) sehingga tidak memiliki perbedaan yang nyata. Hasil analisis probit didapatkan
LC50=162,121 ppm dengan interval antara 118,225 ppm dan 199,324 ppm sedangkan
untuk LC90=292,809 ppm dengan interval antara 245,619 ppm dan 396,799 ppm.
Simpulan. Minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) mempunyai
efek larvisida terhadap larva instar III nyamuk Aedes aegypti. Semakin tinggi konsentrasi
maka semakin banyak kematian larva instar III Aedes aegypti. Nilai dari LC50 adalah
162,121 ppm dan LC90 adalah 292,809 ppm.
Kata Kunci. Minyak atsiri kulit batang kayu manis, Larva instar III, Aedes aegypti
Collections
- Medical Education [2279]