dc.description.abstract | Perkerasan jalan berfungsi sebagai penyalur beban dari roda kendaraan ke
permukaan tanah dasar. Adanya beban yang terjadi pada permukaan yang keras
menyebabkan beberapa kerusakan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu
dilakukan perawatan secara rutin. Dalam hal ini, untuk dapat menentukan apakah jalan
pada ruas Simpang Pundu – Tumbang Samba dapat dikatakan baik, maka perlu dilakukan
evaluasi perkerasan saat ini untuk mendapatkan nilai tegangan dan regangan yang
dihasilkan menggunakan KENPAVE dan redesign menggunakan 2017 metode Bina
Marga. Penelitian dilakukan di jalan Simpang Pundu – Tumbang Samba. Metode Bina
marga 2017 yang dievaluasi menggunakan KENPAVE dengan pendekatan elastis dan
viskoelastik untuk mengetahui nilai tegangan-regangan yang terjadi akibat beban lalu lintas
dan untuk memprediksi kerusakan yang terjadi. kemudian memprediksi sisa masa pakai
yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan respon tegangan – regangan maksimum dari
keempat desain yang telah dievaluasi menggunakan KENPAVE, didapatkan bahwa
pendekatan elastik memiliki nilai tegangan yang lebih kecil dibandingkan dengan
pendekatan viskoelastik. Pada perencanaan perkerasan Bina Marga, tebal Ac-Wc 4 cm, AcBc
6
cm,
Ac-base
7,5
cm,
CTB
15
cm,
dan
LPA
kelas
A
15
cm.
Tegangan
pada
retak
lelah
dengan
pendekatan
elastis
adalah
0,000158
Kpa,
sedangkan
pendekatan
viskoelastik
adalah
0,000159
Kpa.
Ruting
damage
dengan
pendekatan
elastis
adalah
0,000237
Kpa
sedangkan
pendekatan
viskoelastik adalah 0,000238 Kpa. Kerusakan deformasi permanen dengan
pendekatan elastis adalah 0,000234 Kpa, sedangkan pendekatan viskoelastik adalah
0,000236 Kpa. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa sisa umur pakai yang
menggunakan pendekatan elastic memiliki nilai umur pakai yang lebih besar dibandingkan
dengan sisa umur pakai yang menggunakan pendekatan visoelastik. | en_US |