Analisis Heat Stress Di Kota Yogyakarta Menggunakan Metode Wet Bulb Globe Temperature (Wbgt)
Abstract
Pembangunan fisik di Kota Yogyakarta yang disebabkan oleh tingginya penduduk
dapat menyebabkan naiknya suhu udara yang berpengaruh terhadap tingkat
kenyamanan termal. Hal tersebut menyebabkan analisis tingkat kenyamanan
termal menggunakan indeks Wet Bulb Globe Temperature perlu dilakukan untuk
mengetahui potensi terjadinya heat stress di Kota Yogyakarta. Metode Wet Bulb
Globe Temperature dipilih karena merupakan indeks penilaian panas termudah
dengan ketepatan tinggi, yang banyak digunakan oleh para peneliti. Pengukuran
dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder berupa data suhu dan kelembaban
udara dari stasiun Klimatologi Mlati dan Geofisika Gamping selama 17 tahun
terakhir. Berdasarkan hasil dari penelitian, diketahui peristiwa heat stress tertinggi
di Kota Yogyakarta terjadi pada iklim bulan basah yaitu bulan April dan
November dengan indeks WBGT sebesar 26,4
C. Heat stress yang terjadi dapat
menyebabkan dampak berupa heat strain, heat exhaustion, heat cramps,
perubahan laju metabolisme, dan dehidrasi. Potensi terjadinya heat stress di Kota
Yogyakarta, dapat dikurangi dengan melakukan rekayasa lingkungan berupa
penambahan ruang terbuka hijau, pembuatan air mancur di tengah-tengah
courtyard, penyediaan naungan pada ruang terbuka, perencanaan vertical garden,
dan perubahan pada pola hidup masyarakat terkait pemenuhan kebutuhan cairan
dan pakaian yang digunakan.
Collections
- Environmental Engineering [1430]