Show simple item record

dc.contributor.authorSelvi Ulvia
dc.date.accessioned2021-11-26T00:32:24Z
dc.date.available2021-11-26T00:32:24Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34712
dc.description.abstractRuas jalan baru Napal – Petai Keriting merupakan jalan arteri di Kabupaten Seluma, Bengkulu yang dijadikan sebagai sarana transportasi untuk meningkatkan perekonomian didaerah tersebut. Semakin berkembangnya lalu-lintas, baik beban kendaraan maupun volume lalu-lintas, maka perancangan jalan harus menyesuaikan kondisi terbaru agar permasalahan lalu-lintas dapat terselesaikan. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mengetahui tebal perkerasan lentur menggunakan metode Bina Marga (1987) dan metode Asphalt Institute (1991) kemudian membandingkan hasil tebal perkerasan dari kedua metode tersebut. Penelitian diawali dengan mencari data perancangan yang diperlukan berupa data sekunder yang didapat dari Departemen Pekerjaan Umum Kabupaten Seluma yang berupa data lalu lintas harian rata-rata (LHR), data tanah dasar setempat (CBR), faktor regional, umur rencana, data perencanaan jalan baru, dan data struktur perkerasan jalan. Data pertumbuhan lalu lintas didapat dari Dinas Perhubungan Kabupaten Seluma, dan data curah hujan didapat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Seluma. Berdasarkan data-data yang sudah dikumpulkan berupa data sekunder kemudian data tersebut dianalisis. Hasil dari analisis data didapat tebal lapis perkerasan lentur untuk tiga lapis dan dua lapis perkerasan dengan menggunakan metode Bina Marga (1987) dan metode Asphalt Institute (1991). Setelah hasil tebal perkerasan dari masing-masing metode diperoleh, kemudian hasil tebal perkerasan dibandingkan dengan kedua metode tersebut. Perancangan tebal lapis perkerasan lentur menggunakan material yang sama baik pada metode Analisa Komponen (kondisi existing 2011), metode Analisa Komponen (1987), dan metode Asphalt Institute (1991). Pada lapis permukaan (D1) material yang digunakan LASTON (MS 744 kg), lapis pondasi atas (D2) menggunakan batu pecah kelas A (CBR 100%), dan lapis pondasi bawah (D3) material yang digunakan yaitu sirtu kelas A (CBR 70%). Pada kondisi existing tebal lapis perkerasan lentur sebesar D1 = 9 cm, D2 = 15 cm, dan D3 = 70 cm. Dalam analisis data diperoleh hasil perancangan tebal perkerasan tiga lapis metode Bina Marga (1987) didapat nilai D1 = 15 cm, D2 = 15 cm, dan D3 = 29 cm, sedangkan pada perancangan tebal perkerasan dua lapis metode Bina Marga (1987) didapat D1 = 25 cm, D2 = 15 cm dan D3 = 0. Pada metode Asphalt Institute (1991) perancangan tebal perkerasan tiga lapis didapat nilai D1 = 15 cm, D2 = 15 cm, dan D3 = 20 cm, sedangkan pada perancangan tebal perkerasan dua lapis didapat D1 = 20 cm, D2 = 15 cm, dan D3 = 0 . Perancangan tebal perkerasan tiga lapis metode Bina Marga (1987) menghasilkan tebal perkerasan total sebesar 59 cm dan metode Asphalt Institute (1991) menghasilkan tebal perkerasan total 50 cm. Tebal perkerasan total pada perancangan tiga lapis memiliki selisih sebesar 9 cm. Pada perancangan tebal perkerasan dua lapis metode Bina Marga (1987) menghasilkan tebal perkerasan total sebesar 40 cm dan metode Asphalt Institute (1991) menghasilkan tebal perkerasan total 35 cm. Tebal perkerasan total pada perancangan dua lapis memiliki selisih sebesar 5 cm. Kata kunci : Tebal perkerasan, Metode Analisa Komponen (1987), Metode Asphalt Institute (1991)en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectTebal perkerasanen_US
dc.subjectMetode Analisa Komponen (1987)en_US
dc.subjectMetode Asphalt Institute (1991)en_US
dc.titleAnalisis Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode Analisa Komponen 1987 Dan Asphalt Institute 1991 (Kajian Ulang pada Proyek Jalan Napal – Petai Keriting Kabupaten Seluma, Kota Bengkulu)en_US
dc.Identifier.NIM08511023


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record