Show simple item record

dc.contributor.advisorA. Marzuko, Ir., M.T.
dc.contributor.authorAHMAD MUBAROK FADHLULLAH
dc.date.accessioned2021-11-25T05:19:51Z
dc.date.available2021-11-25T05:19:51Z
dc.date.issued2021-07-07
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34666
dc.description.abstractHampir semua konstruksi bangunan teknik sipil dibangun di atas permukaan tanah ataupun dibawah permukaan tanah. Salah satu yang mempengaruhi desain pada bangunan adalah kualitas tanah. Semakin rendah daya dukungnya, maka pembangunan bangunan di atasnya akan semakin memakan biaya. Untuk setiap kasus konstruksi, tanah harus memiliki daya dukung yang memadai untuk menopang apapun yang akan di bangun di atasnya tanpa adanya kegagalan struktural atau penurunan yang membahayakan. Terkadang dalam sebuah kasus konstruksi kita akan menemukan tanah yang sifatnya tidak kita inginkan (Karol, 2003). Salah satu cara untuk mengatasi sifat tersebut adalah dengan menstabilisasi tanah asli secara kimiawi dengan mencampurkan bahan tambah ke dalam tanah. Selain berfungsi meningkatkan daya dukung dan memperbaiki sifat yang tidak dikehendaki, stabilisasi juga berfungsi untuk mengurangi biaya konstruksi dengan memanfaatkan material yang tersedia secara lokal sebagai bahan tambah. Bahan lokal yang dipakai sebagai bahan tambah di penelitian ini adalah kapur dolomite dari Gunung Kidul. Untuk mengetahui pengaruh dolomite pada tanah lempung ini akan digunakan pengujian CBR unsoaked dan soaked (selama 4 hari) dengan pemeraman selama 1 hari, 7 hari, dan 28 hari sebagai dasar analisis. Variasi penambahan dolomite ke dalam tanah lempung pada penelitian ini adalah sebesar 3%, 5%, dan 7%. Sebelum pengujian CBR dilakukan, dilaksanakan juga pengujian pendahuluan seperti pengujian indeks propertis tanah (kadar air, berat volume, berat jenis, analisis butiran, dan batas-batas konsistensi) dan proktor standar. Setelah tanah asli ditambahkan dolomite, terjadi peningkatan nilai CBR unsoaked maupun soaked. Nilai CBR unsoaked dan soaked tanah asli berturut-turut adalah sebesar 14,53% dan sebesar 1,02% yang mengalami peningkatan terbesar (menjadi 30,97% untuk CBR unsoaked dan 4,12% untuk CBR soaked) saat ditambahkan dolomite sebanyak 3% dengan pemeraman selama 28 hari. Begitu juga dengan nilai swelling yang menurun setelah tanah asli ditambahkan dolomite. Nilai swelling tanah asli adalah sebesar 5,57% yang mengalami penurunan terbesar (menjadi 1,84%) saat ditambahkan dolomite sebanyak 3% dengan pemeraman selama 28 hari. Terlihat juga bahwa semakin banyak kadar dolomite dalam tanah maka semakin tidak efektif lagi dikarenakan nilai CBR perlahan-lahan turun seiring semakin tingginya kadar dolomite dalam tanah, namun nilai CBR tetap di atas nilai CBR tanah asli. Lama pemeraman juga berpengaruh terhadap kekuatan tanah, semakin lama masa pemeraman semakin tinggi nilai CBR-nya.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectLempungen_US
dc.subjectCalifornia Bearing Ratio (CBR)en_US
dc.subjectDolomiteen_US
dc.titlePengaruh Dolomite Pada Tanah Lempung Terhadap Nilai California Bearing Ratio (Cbr) Dan Nilai Swellingen_US
dc.Identifier.NIM15511053


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record