Normalisasi Kali Code Pasca Erupsi Merapi Tahun 2010
Abstract
Dampak bahaya sekunder pasca erupsi Gunung Merapi adalah banjir lahar yang membawa
material dari puncak Gunung Merapi yang mengalir ke sisi selatan sungai. Akibat dari banjir lahar
yang terjadi Kali Code mengalami pendakalan dan penurunan daya tampung banjir, sehingga
sangat rawan terhadap banjir.
Metode penelitian dilakukan dengan meninjau langsung ke lapangan yang diteliti adalah 5
titik kontrol. Dimulai dari Kelurahan Terban sampai Bendung Mergangsan. Banjir rancangan di
hitung dengam cara analisis frekuensi banjir metode Extreme Value Type 1 (Gumbel’s). Atas
dasar banjir maksimum tahunan yang terjadi selama 17 tahun, maka ditetapkan nilai banjir
rancangan sebesar 55,6 m3/s dan 132 m3/s.
Kalibrasi debit digunakan untuk menentukkan angka koefisien manning’s (n), adapun nilainilainya
sebagai berikut n1 = 0,0383 (dasar sungai), n2 = 0,0240 (tanggul), n3 = 0,08733 (dataran
banjir). Hasil dari tinggi muka air banjir dari titik kontrol 1 sampai 5 secara berurutan adalah
2,20; 1,99; 1,68; 1,78; 1,45 dalam (m) untuk debit 55,6 m3/s, sedangkan untuk debit 132 m3/s
berurutan 3,08; 2,73; 2,74; 2,77; 2,90 dalam (m). Hasil normalisasi sungai dari titik kontrol 1
sampai 3 secara berurutan adalah 40; 68; 67 dalam (cm) untuk debit 55,6 m3/s, sedangkan untuk
debit 132 m3/s titik kontrol 1 sampai 5 secara berurutan sebesar 148; 179; 168; 129; 32 dalam
(cm).
Kata kunci: bahaya sekunder, banjir rancangan, normalisasi sungai.
Collections
- Civil Engineering [4192]