Penentuan Kadar Flavonoid Pada Ekstrak Kulit Buah Salak (Salacca Zalacca) Dengan Variasi Pelarut Etanol 70% Dan Metanol Teknis Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis
Abstract
Flavonoid termasuk dalam senyawa fenol alam yang terkandung pada hampir
semua tumbuhan. Kulit buah salak mengandung senyawa kuersetin yang masuk
dalam subkelas flavonoid flavonol. Analisis flavonoid pada ekstrak kulit buah salak
(Salacca zalacca) dilakukan dengan menggunakan spektromotometri uv-vis double
beam karena di dalam senyawa kuersetin memuat sistem aromatik terkonjugasi dan
gugus auksokrom sehingga dapat memperlihatkan pita serapan kuat pada daerah
spektrum sinar ultraviolet dan sinar tampak.. Penentuan kandungan favonoid pada
ekstrak kulit buah salak dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid dan tingkat
stabilitas ekstrak kulit buah salak dengan variasi pelarut etanol 70% dan metanol
teknis teknis. Kualitas uji ditentukan berdasarkan parameter analisis kadar
flavonoid, uji homogenitas, uji stabilitas, dan uji perbandingan kualitas yang
menggunakan variasi dua pelarut yaitu etanol 70% dan metanol teknis. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat serapan panjang gelombang 438 nm
untuk pelarut etanol 70% dan 440 nm untuk pelarut metanol teknis. Kadar flavonoid
pada pelarut etanol 70% sebanyak 0,0495 %b/b dan pelarut methanol sebanyak
0,1065 %b/b. Pnentuan linearitas diperoleh persamaan regresi linear pelarut etanol
70% sebesar y=0,6756x+0,0224 serta koefisisen determinasi sebesar 0,9962 dan
untuk pelarut metanol teknis y=0,741x-0,1665 serta koefisien determinasi sebesar 0,9983. Hasil LOD dan LOQ yang didapatkan pada pelarut etanol 70% yaitu
sebesar 1,4209 mg/L dan 3,1998 mg/L sedangkan untuk pelarut methanol yaitu
sebesar 1,8820 mg/L dan 4,6485 mg/L. Nilai presisi yang diperoleh pada pelarut
etanol 70% yaitu sebesar 5,4143% dengan standar deviasi sebesar 0,0123 mg/L,
dan pelarut metanol teknis sebesar 1,5447% dengan standar deviasi sebesar
0.0061mg/L. Penentuan akurasi yang diperoleh pada pelarut etanol 70% sebesar
98,9174% dan pada pelarut metanol teknis sebesar 88,0181%. Dari kedua pelarut
tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh lebih efektif menggunakan pelarut
methanol teknis dari pada etanol 70%.
Collections
- Chemical Analyst [361]