Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Elisa Kusrini, MT., CPIM., CSCP
dc.contributor.authorANINDITA RAHMALIA PUTRI
dc.date.accessioned2021-11-18T04:17:47Z
dc.date.available2021-11-18T04:17:47Z
dc.date.issued2021-06-16
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34483
dc.description.abstractSupply Chain Management (SCM) pada sektor pertanian berbeda dengan SCM pada sektor manufaktur karena sektor pertanian lebih bersifat dinamis. Setiap bagian pada SCM pertanian memiliki risiko dan cara menangani yang berbeda. Sehingga pengelolaan risiko melalui manajemen risiko yang tepat harus dilaksanakan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko-risiko yang muncul di SCM pertanian organik dan untuk mengetahui jumlah agen risiko pada setiap bagian dari SCM pertanian organik yang menjadi prioritas penanganan berdasarkan indikator kinerja berkelanjutan yang dihasilkan serta untuk mengusulkan perancangan strategi mitigasi risiko yang tepat pada indikator kinerja bagi SCM berkelanjutan pertanian organik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode House of Risk. Metode ini diawali dengan penyusunan Key Performance Indicator (KPI) bekelanjutan pada SCM Pertanian Organik kemudian dilanjutkan dengan penyeleksian Key Performance Indicator berkelanjutan menggunakan metode skala likert yang kemudian dilanjutkan dengan pembobotan prioritas strategi mitigasi risiko pada setiap bagian dari SCM pertanian organik. Adapun pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan serangkaian wawancara secara mendalam dan pengisian kuesioner kepada para responden yang ada pada SCM pertanian organik ini. Pada penelitian ini, SCM pertanian organik berada di daerah Sleman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada supplier pertanian organik terdapat 17 risk event dan 39 risk agent serta 11 mitigasi risiko dominan. Adapun sumber risiko terbesar diakibatkan oleh faktor ekonomi. Pada maufaktur pertanian organik terdapat 21 risk event dan 35 risk agent serta 5 mitigasi risiko dominan. Adapun sumber risiko terbesar diakibatkan oleh faktor lingkungan. Sedangkan pada distributor pertanian organik terdapat 13 risk event dan 34 risk agent serta 6 mitigasi risiko dominan. Adapun sumber risiko terbesar berkaitan dengan faktor lingkungan. Berdasarkan penelitian ini, metode yang telah dilakukan peneliti dapat dijadikan alternatif pilihan untuk merancang strategi mitigasi tidak hanya pada sektor pertanian organik namun dapat diterapkan juga pada sektor lainnya.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.titlePerancangan Strategi Mitigasi Risiko Pada Scm Pertanian Organiken_US
dc.Identifier.NIM18916003


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record