PROGRAM “CITARUM HARUM”; EDUKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI FILM
Date
2021-10-13Author
Djelantik, Sukawarsini
Maria Manurung, Elvy
J. Hartono, Irawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Citarum sebelumnya dijuluki sebagai “sungai terkotor sedunia”, atau “paling tercemar di dunia”, masih menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah dan warga. Tiga tahun pasca dicanangkannya program “Citarum Harum” oleh Presiden Joko-Widodo pada Januari 2018, Sungai Citarum belum menjadi sumber kehidupan bagi warga. Bencana banjir masih menjadi pengalaman buruk penduduk yang tinggal di sepanjang sungai. Upaya-upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat guna mengembalikan fungsi sungai terus dilakukan dengan salah satu target airnya dapat langsung diminum, masih perlu melalui jalan panjang. Keterlibatan masyarakat dari semua sektor dan kalangan masih sangat diperlukan untuk mengembalikan fungsi sungai. Salah satu upaya meningkatkan kesadaran warga mengenai pentingnya mengelola lingkungan di bantaran Sungai Citarum dilakukan melalui pemutaran film. Film-film yang diputar terkait pentingnya sungai bagi kehidupan, bencana yang disebabkan buruknya pengelolaan sungai, dan berbagai akibat dari segi sosial-ekonomi dan politik. Situasi pandemic Covid-19 menyebabkan bergesernya platform presentasi yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka menjadi daring/virtual. Program pemutaran film berjalan efektif ditinjau dari tersampaikannya pesan dan keinginan untuk melanjutkan program yang bersifat nyata, seperti mengelola sampah khususnya sampah plastic menjadi barang yang bermanfaat.