Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Farham HM Saleh, M.SIE
dc.contributor.authorErni Suparti
dc.date.accessioned2021-11-01T02:44:56Z
dc.date.available2021-11-01T02:44:56Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/33877
dc.description.abstractPertumbuhan industri farmasi yang semakin pesat menyebabkan para pelaku industri tersebut saling bersaing untuk memperebutkan volume pasar. Di Indonesia terdapat sekitar 200-an perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (majalah SWA, 2005). Hal ini menyebabkan persaingan perusahaan dalam memperebutkan volume pasar sangat tinggi. Persaingan yang dibahas dalam penelitian ini merupakan persaingan duopoli dengan posisi perusahaan yang bersaing adalah leader dan challenger. Pada persaingan duopoli, terdapat sifat ketergantungan antara perusahaan yang satu dengan pesaingnya. Jika pesaing menurunkan harga, hal ini menimbulkan dampak signifikan terhadap turunnya volume penjualan dan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus tepat dalam mengambil keputusan mengenai strategi yang diterapkan untuk menghadapi pesaing. Agar keputusan yang diambil tepat, dikembangkan model matematik yang menggambarkan perilaku persaingan duopoli. Model dikembangkan berdasarkan model Cournot (1838) dan Farham (2005). Perbedaannya terletak pada fungsi biaya dan volume penjualan. Pada Cournot (1838), besarnya biaya diasumsikan konstan dan volume permintaan berpola linier. Sedangkan pada model Farham (2005), besarnya biaya konstan dengan pola permintaan bersifat eksponensial. Pada penelitian ini biaya mempunyai fungsi tertentu dengan pola permintaan sesuai kondisi faktual di perusahaan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain strategi dalam menghadapi pesaing dilakukan dengan mempertimbangkan pola volume penjualan, pola biaya per unit, dan profit per unit yang diperoleh. Jika volume permintaan rendah, sebaiknya leader menerapkan strategi paling mendasar yaitu position defense dengan memberikan diskon sebesar 5%. Jika volume permintaan tinggi, leader dapat memaksimalkan keuntungan dengan menerpakan preemptive strategy, yaitu memberikan diskon 10%. Sedangkan untuk challenger, strategi terbaik untuk menghadapi pesaing saat ini adalah dengan melakukan kolusi. (Kata kunci : persaingan duopoli, model Cournot, preemptive strategy, position defense, frontal attack, encirclement attack, kolusi)en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectpersaingan duopolien_US
dc.subjectmodel Cournoten_US
dc.subjectpreemptive strategyen_US
dc.subjectposition defenseen_US
dc.subjectfrontal attacken_US
dc.subjectencirclement attacken_US
dc.subjectkolusien_US
dc.titleModel Optimasi Persaingan Duopoli Kasus : Persaingan Penjualan Obat di Rumah Sakit ABC, Semarangen_US
dc.Identifier.NIM07916065


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record