Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Etik Mufida, M. Eng
dc.contributor.authorRUDI SETIAWAN
dc.date.accessioned2021-10-27T05:07:59Z
dc.date.available2021-10-27T05:07:59Z
dc.date.issued2021-07-21
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/33718
dc.description.abstractStasiun kota Purwodadi sudah tidak aktif sejak 1986 dan sejak tahun 2000-an dimanfaatkan oleh Pemerintah Kab. Grobogan sebagai terminal angkutan umum dan zona perdagangan. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi tersebut tidak maksimal dan disalah gunakan oleh para pedagang dan beberapa penghuni yang melakukan urbaninsasi, yaitu dengan menggunakannya sebagai tempat tinggal sehingga keadaannya sekarang kumuh dengan tidak tertatanya kawasan, fungsi yang tidak maksimal, banyak sampah, sarana dan prasarana yang tidak memadai; masalah air bersih; masalah pangan bagi penghuni, dan menjadi tempat yang bercitra negatif. Selain itu, izin dalam kawasan Bekas Stasiun Kota Purwodadi hanya berlaku untuk berdagang saja, artinya orang-orang yang tinggal dalam kawasan berstatus ilegal. Jumlah dari orang yang bertepat tinggal di Bekas Stasiun Kota Purwodadi ada 24 KK dengan berbagai macam pekerjaan, yaitu pengamen, tukang becak, serta menjadi tempat para penjual asongan; penjual minuman, makanan kecil, penjual bunga ziarah, dan warteg. Sementara dari pihak PT. KAI untuk urusan bekas stsaiun, memperbolehkan perorangan/instansi untuk memanfaatkan bekas stasiun dengan syarat tidak menganggu aktivitas perkereta apian. Selain itu, Kab. Grobogan sering mengalami kemarau panjang yang berakibat kekeringan disejumlah kecamatan, tak terkecuali kawasan Bekas Stasiun Kota Purwodadi. Sumber air pada kawasan didapat dari sumur, namun saat kemarau panjang menyebabkan air sumur mengering. Dari permasalahan-permasalahan tersebut, kawasan Bekas Stasiun Kota Purwodadi akan ditata dengan Omah Karang dan aquaponik, serta konservasi air. Hunian Omah Karang ini nantinya akan dengan mudah dibongkar-pasang tanpa bantuan tukang khusus dengan material kayu dan dapat dipindahkan kemana saja jika kontrak menghuni kawasan telah selesai dan dari pihak Pemerintah menemukan lokasi yang tepat untuk mereka. Untuk menunjang kebutuhan pangan kawasan bekas stasiun, dirancanglah kebun yang berbasis urban faming dengan menggunakan sistem aquaponik, yaitu dengan tanaman selada, pakcoy, dan kangkung, serta ikan lele/nila. Sementara konservasi air dengan menampung air hujan dan menghijaukan kawasan dengan tanaman yang dapat menyimpan air dalam jumlah yang cukup banyak untuk cadangan air saat kemarau panjang. Selain fungsi utama berupa hunian dan urban farming, disini juga mnyediakan kawasan perdagangan, karena mayoritas pekerjaan penghuni eksisting sebagai pedagang.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjecthunian sementaraen_US
dc.subjecthunian modularen_US
dc.subjectaquaponiken_US
dc.subjectdan konservasi airen_US
dc.titlePerancangan Hunian Omah Karang Dan Kebun Aquaponik Pada Area Bekas Stasiun Kota Purwodadi, Grobogan Dengan Pendekatan Konservasi Airen_US
dc.Identifier.NIM17512059


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record