Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Hj. Rini Darmawati, M.T.,
dc.contributor.authorAnggana Fitri Satwikasari
dc.date.accessioned2021-10-21T05:48:41Z
dc.date.available2021-10-21T05:48:41Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/33428
dc.description.abstractAnak penderita tuna daksa adalah anak yang memiliki gangguan gerak karena disebabkan oleh beberapa kelainan yang bersifat bawaan maupun faktor kecelakaan. Proses penyembuhan terbaik yang bisa didapatkan anak-anak ini adalah berupa rangkaian terapi untuk melatih tingkat kemandirian mereka, sehingga mereka dapat beraktivitas layaknya anak normal dan tidak tergantung orang lain. Jenis terapi bagi anak-anak ini pada umumnya adalah berupa ruang-ruang indoor yang digunakan untuk mewadahi kegiatan terapi–terapi tersebut, seperti misalnya fisioterapi (terapi fisik), terapi wicara (terapi berbicara), terapi okupasi (terapi aktivitas sehari-hari), dan hydrotherapy (terapi dengan media air). Selain ruang terapi indoor, tidak menutup kemungkinan jika kegiatan terapi itu dapat berupa ruang outdoor yang tetap dapat mewadahi kegiatan terapi-terapi tersebut. Pengembangan kegiatan terapi di ruang outdoor tersebut juga dapat menambah ruang hijau yang terbatas di kawasan bangunan YPAC Surakarta. Dengan pertimbangan tersebut, pengembangan therapeutic garden sebagai ide utama redesain bangunan YPAC Surakarta diharapkan dapat mengatasi permasalahan awal bangunan yang berupa keterbatasan ruang hijau bangunan dan memberikan alternatif kegiatan terapi baru yang lebih menarik, natural, dan rehabilitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada proses redesain bangunan ini ada 3 cara, yang pertama yaitu studi langsung ke lokasi untuk mendapatkan data eksisting serta melakukan pengamatan perilaku penghuni bangunan YPAC Surakarta dengan metode behaviora mappingl. Cara yang kedua yaitu studi literatur yang berupa studi terhadap kasus perancangan yang sejenis. Kemudian cara yang terakhir adalah wawancara langsung dengan narasumber yang berupa pengurus yayasan, staff yayasan, dan beberapa anak didik/pasien di yayasan tersebut untuk mengetahui kriteria-kriteria ruang,area,maupun bagian bangunan yang layak diredesain maupun yang masih pantas dipertahankan. Pada proses analisa data dilakukan klasifikasi dan deskripsi data-data yang telah didapatkan dari kegiatan survey sebelumnya, untuk kemudian dipadukan dengan teori-teori yang digunakan sebagai dasar perancangan. Sedangkan pada metode pengujian desain, penulis menggunakan metode uji persepsi dengan teknik wawancara pada beberapa narasumber dengan menyajikan hasil redesain yang telah dilakukan. Hasil yang dicapai pada proses perancangan ini adalah berupa perubahan pola sirkulasi yang lebih nyaman dan sesuai standart dimensi bagi anak tuna daksa. Kemudian pola massa bangunan baru dan pengembangan area therapeutic garden yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan terapi di yayasan ini. Kata kunci: redesain, anak cacat, tuna daksa, therapeutic garden, behavioral mappingen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectredesainen_US
dc.subjectanak cacaten_US
dc.subjecttuna daksaen_US
dc.subjecttherapeutic gardenen_US
dc.subjectbehavioral mappingen_US
dc.titleRedesain Bangunan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta Penggunaan Therapeutic Garden Pada Penataan Kembali Pusat Rehabilitasi Medis Untuk Anak Penderita Cacaten_US
dc.Identifier.NIM07512087


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record