Redesain The Winotosastro Hotel Dengan Metode Insertion Dan Pendekatan Tepat Guna Lahan Di Kawasan Urban Mantrijeron Yogyakarta
Abstract
Kota Yogyakarta dengan kepadatannya yang tinggi memiliki berbagai sebab, seperti
memiliki beragam lapangan pekerjaan, dijuluki sebagai kota pelajar, menarik minat bagi orang
yang ingin berpindah tempat tinggal, maupun memiliki daya tarik bagi wisatawan. Dalam hal
pariwisata, keberadaan penginapan seperti hotel, homestay, losmen, dan sebagainya menjadi tak
dapat dipungkiri keberadaannya untuk mengakomodasi wisatawan, terutama yang
berasal dari luar kota
Yogyakarta.
Dengan bertambahnya
jumlah wisatawan yang berkunjung
ke sebuah kota,
maka pengembang
berlomba-lomba membangun
penginapan yang
mampu
menawarkan kenyamanan, performa,
dan
pengalaman
yang
terbaik untuk
memuaskan
wisatawan yang menjadi
calon pelanggan mereka.
Namun, semakin
banyakya bangunan
tingkat
tinggi
yang
berdiri, maka
dampak
yang
ditimbulkan
dari
operasional
bangunan
tersebut
perlu dipertimbangkan
baik-baik, karena selain bangunan
diharapkan dapat
berfungsi dalam waktu sangat lama, seperti berpuluh-puluh tahun, bangunan sendiri
merupakan
salah satu elemen
peradaban
yang mengonsumsi
paling banyak energi. Dewasa ini,
dengan
adanya
isu
pemanasan global,
maka
dunia
kini tengah
dalam
usaha
menggencarkan
seluruh kegiatan perancangan bangunan
dengan menerapkan arsitektur hijau. Hal ini juga
merupakan usaha agar bangunan juga dapat
berperan untuk memulihkan
iklim
global.
Sampel pada perancangan ini adalah The Winotosastro Hotel. Penulis melakukan
penelitian dengan dokumentasi situasi rill di hotel serta pengukuran langsung di dalam area
The Winotosastro Hotel untuk mendapatkan data yang akurat terkait performa hotel. Data
lalu dibandingkan dengan standar GBCI (Green Building Council Indonesia). Hasil penelitian
menunjukkan, bahwa dalam aspek ketepatan guna lahan, The Winotosastro Hotel tidak sesuai
dengan kriteria GBCI. Pada aspek Efisiensi dan Konservasi Energi, The Winotosastro Hotel tidak
sesuai dengan kriteria GBCI. Begitu pula pada aspek kenyamanan dalam ruang, The Winotosastro
Hotel tidak sesuai dengan kriteria GBCI. Untuk memberi solusi pada isu tersebut, penulis
mengajukan perancangan ulang bagi The Winotosastro Hotel dengan pendekatan arsitektur
hijau, yang berfokus pada ketepatan guna lahan, efisiensi energi, kenyamanan dalam ruang.
Collections
- Architecture [3648]