Show simple item record

dc.contributor.advisorAbdul Hakim S.E.,M.Ec., Ph.D
dc.contributor.authorAhmad Riza Pradana
dc.date.accessioned2021-09-24T07:24:16Z
dc.date.available2021-09-24T07:24:16Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32744
dc.description.abstractSetiap negara yang ada di dunia pasti melakukan perdagangan internasional salah satunya adalah impor, dimana suatu negara tentunya mempunyai kebutuhan yang krusial terhadap suatu komoditas salah satunya besi dan baja. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan ekonomi yang terus berlangsung terutama dalam hal infrastruktur. Peningkatan konsumsi besi dan baja Indonesia salah satunya dari negara Tiongkok diakibatkan produksi dalam negri yang belum mencukupi akibat faktor modal, sumber daya dan teknologi sehingga harus melakukan impor dari Tiongkok. Terjadinya impor baja secara besar-besaran disebabkan adanya regulasi yang sangat menguntungkan pemasok barang dari luar negeri dan importir. Serbuan baja impor ini pada akhirnya menggerus pemanfaatan kapasitas produksi (utilisasi) industri baja dalam negeri. Hingga pangsa baja lokal mengalami penurunan dari 54,6% (2005) menjadi 52,32% (2006). Penggerusan pangsa pasar terjadi, karena adanya kebijakan pemerintah yang meringankan beban bea masuk impor baja. Maka pada akhirnya baja Tiongkok membanjiri pasar di Indonesia. Data diperoleh dari berbagai sumber yaitu BPS dan Disnakertrans Provinsi D.I. Yogyakarta. Data yang digunakan terdiri dari data yang bersal dari data time series negara Indonesia berupa data jumlah PMDN, PMA, Kurs, dan GDP pada tahun 2000 – 2014. Adapun penelitian menggunakan metode Error Correction Model (ECM). Model Error Correction Model (ECM) dipilih karena mengatasi masalah data yang tidak stasioner, data yang tidak stasioner sering ditemukan pada data time series. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa PMDN dalam jangka panjang tidak berpengaruh sedangkan dalam jangka pendek berpengaruh negatif terhadap impor besi dan baja dari Tiongkok. Variabel PMA dalam jangka panjang siginifikan negatif dan dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap impor besi dan baja. Kurs mempunyai hasil yaitu dalam jangka panjang dan jangka pendek tidak berpengaruh terhadap impor besi dan baja dari Tiongkok. sedangkan variabel GDP dalam jangka panjang berpengaruh positif dan dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap impor besi dan baja dari Tiongkok. Kata Kunci : Impor Besi dan Baja, ECM, GDP, Kurs, PMDN, PMAen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectImpor Besi dan Bajaen_US
dc.subjectECMen_US
dc.subjectGDPen_US
dc.subjectKursen_US
dc.subjectPMDNen_US
dc.subjectPMAen_US
dc.titleFaktor–Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Besi dan Baja di Indonesia dari Tiongkok Tahun 2000-2014en_US
dc.Identifier.NIM12313277


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record