Kampung Vertikal Baciro, Yogyakarta Implementasi Arsitektur Berkelanjutan dengan Konsep Konservasi Air melalui Teknologi Pemanen Air Hujan
Abstract
Proyek Akhir Sarjana ini berjudul Kampung Vertikal Baciro, Yogyakarta melalui
Implementasi Arsitektur Berkelanjutan dengan Konsep Konservasi Air melalui Teknologi
Pemanen Air Hujan. Kampung vertikal diperuntukkan untuk masyarakat asli Baciro.
Selain sebagai fungsi hunian, fungsi sosial dan fungsi lingkungan juga diterapkan pada
rancangan ini.
Proyek Akhir Sarjana ini menyelesaikan permasalahan kepadatan ruang kota dan
permukiman kumuh di Yogyakarta. Permasalahan ini diselesaikan dengan cara
memvertikalkan hunian melalui implementasi arsitektur berkelanjutan. Faktor
perancangan kampung vertikal Baciro yaitu: (1) Faktor hunian yang berhimpitan; (2)
Kurangnya lahan RTH; (3) Kerukunan penghuni kampung, hubungan dan keadaan sosial
masyarakatnya hingga permasalahan sosial yang dikarenakan kurangnya kualitas sarana
dan prasarana pada kampung tersebut; (4) Faktor lingkungan yang peranannya dalam
konservasi air hujan.
Metode perancangan yang digunakan yaitu: (1) Pembahasan melalui klasifikasi
data primer dan sekunder meliputi data fisik, monografi, wawancara dan survey site di
kampung RW 07 Baciro; (2) Pengumpulan data melalui survey lapangan, pola perilaku
masyarakat, wawancara dengan ketua RW 07 Baciro dan studi literatur terkait seperti
peraturan setempat, teknologi pemanen air hujan dan kampung vertikal; (3) Pengolahan
data melalui analisa menggunakan kajian-kajian pustaka, kemudian dilakukan sintesa
gagasan garis besar mengenai objek Kampung Vertikal di Baciro berbasis arsitektur
berkelanjutan dan penggunaan konsep konservasi air; (4) Pemecahan masalah melalui
hasil sintesis dari tata ruang, massa, struktur dan infrastruktur serta tata lansekap dari
rumusan permasalahan.
Hasil perancangan kampung vertikal Baciro adalah sebagai berikut: (1) Konsep
yang digunakan yaitu: (a) Penerapan konsep Transfer of Development Right (TDR)
melalui investasi lahan warga kedalam unit hunian Rumah Susun; (b) Hunian random
namun berimbang digunakan pada konsep tata massa. (2) Spesifikasi rancangan yang
meliputi: (a) Luas site ±10.423 m2, luas lantai dasar bangunan ±5.300 m2, KDB 60% dan
tinggi 4 lantai; (b) 69 rumah divertikalkan dengan luasan ±25-200 m2. (3) Desain
Kampung Vertikal Baciro yaitu: (a) Struktur core ditengah sekaligus digunakan sebagai
bak penampung air hujan dengan dimensi 4,1 x 5 x 12 m sebanyak 4 massa dan 1 massa
ditengah sebagai struktur utama; (b) Ruang sosial yang digunakan untuk program
kampung berdasar pada Sekolah Bunda, Kampung Ramah Anak/Kampung Dolanan dan
Sanggar Anak; (c) Ruang-ruang yang digunakan untuk fungsi lingkungan adalah Rumah
Kebun, Bank Sampah, Water treatment dan pemanen air hujan. Berdasarkan pengujian
desain, diperoleh hasil bahwa dengan luasan penangkap 2.184 m2 mampu mencukupi
kebutuhan air untuk flushing toilet sehari-hari menggunakan air hujan. Sisa air yang
dapat ditampung sebesar 985, 234 m3.
Kata Kunci: Kampung Vertikal, Baciro, TDR, Modul Hunian, Pemanen Air Hujan
Collections
- Architecture [3658]