Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Etik Mufida, M.Eng
dc.contributor.authorZhafira Rizqa B
dc.date.accessioned2021-09-16T08:24:58Z
dc.date.available2021-09-16T08:24:58Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32542
dc.description.abstractPertambahan jumlah penduduk dengan tingkat kepadatan tinggi memicu adanya pembangunan fungsi- fungsi hunian dan komersial yang tidak terkendali. Akibatnya, lahan pertanian, yang berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan pangan dan sumber perekonomian dijadikan sebagai area pembangunan. Bedasarkan data dari BPS DIY, sekitar 216 hektar lahan pertanian di Kota Yogyakarta telah beralih fungsi menjadi pemukiman, pertokoan, dan sebagainya. Menanggapi isu keterbatasan lahan pertanian tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta tengah mengembangkan konsep pertanian kota guna meningkatkan ketahanan pangan di Kota Yogyakarta. Hal inilah yang memotivasi penulis untuk merancang sebuah pasar pertanian yang terintegrasi dengan pertanian vertikal. Adapun lokasi site terpilih terletak di Baciro, yang merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Pemilihan Baciro sebagai lokasi site tersebut didasari oleh sejarah pemukiman Baciro dimana pada tahun 1920, area ini merupakan lahan pertanian yang kemudian pada tahun berikutnya hingga saat ini, telah beralih fungsi menjadi pemukiman padat penduduk. Meskipun demikian, Baciro masih memiliki beberapa potensi pertanian, seperti lokasinya yang berdekatan dengan kantor dinas pertanian, adanya lahan pertanian seluas 55.392,296 m2 yang masih kurang dikelola dengan baik oleh pemerintah dan lokasinya yang berdekatan dengan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian yang berlokasi di Jalan Kusumanegara. Bedasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka persoalan arsitektural yang akan diselesaikan terkait perancangan pasar pertanian ini mencakup 4 persoalan, yakni Persoalan Zonning dan Plotting Ruang yang memenuhi persyaratan tumbuh tanaman dan memperhatikan kenyamanan penghuni ruang, Persoalan Bentuk Massa Bangunan dengan orientasi yang merespon arah datangnya sinar matahari, Persoalan Selubung Bangunan yang memenuhi persyaratan tumbuh tanaman dan memberikan kenyamanan ruang dengan pengaplikasian material bekas, dan Persoalan Sistem Utilitas Pasar yang efisien, terutama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman melalui pemanfaatan air hujan. Pemecahan persoalan terkait Zonning dan Plotting Ruang dilakukan dengan menganalisis zona ruang bedasarkan kenyamanan thermal, visual dan sirkulasi. Adapun pemecahan persoalan Bentuk Massa Bangunan dilakukan dengan menganalisis orientasi dan kemiringan fasad bagian utara (sinar matahari lebih lama berada pada sisi utara) dengan menggunakan software ecotect untuk memperoleh hasil yang optimal guna memenuhi kebutuhan sinar matahari bagi tanaman. Selain itu, pemecahan terkait persoalan Selubung Bangunan dilakukan dengan menganalisis rangkaian selubung yang diintegrasikan dengan sistem penanaman, sehingga selain berfungsi sebagai perlindungan terhadap radiasi matahari, juga dapat dimanfaatkan sebagai area tanam yang produktif. Terakhir, terkait pemecahan persoalan Utilitas Bangunan dilakukan dengan menganalisis sistem penanaman dan sistem yang terdapat di area pasar sehingga efisien dari segi penggunaan air. Bedasarkan proses pemecahan persoalan yang dilakukan, maka diperoleh hasil rancangan pasar pertanian dimana pasar pertanian terbagi dalam 4 zona utama, yakni zona pertanian yang terletak pada sisi utara, zona komersial pada sisi selatan, zona fasilitas penunjang pada sisi timur, dan zona servis pada sisi barat. Adapun orientasi yang optimal yakni orientasi 0o dengan kemiringan fasad 60o. Selubung bangunan pada sisi utara didesain dengan penutup transparan sedangkan sisi selatan terdiri dari louver dan area tanam terbuka yang tersusun dari rangka baja dan material bekas. Untuk sistem utilitas yang digunakan mencakup sistem aquaponik terpusat, sistem pengolahan limbah cair, dan sistem penampungan air hujan. Sebelum diperoleh hasil rancangan final, terlebih dahulu dilakukan evaluasi dengan menggunakan software sun study archicad. Melalui hasil evaluasi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada tanggal 21 Desember pukul 09.00-15.00, sinar matahari optimal mengenai bagian selubung bangunan pada fasad bagian utara dan kurang optimal mengenai area tanam di dalam bangunan. Oleh karena itu, area tanam ditambahkan pada selubung bagian utara dan penggunaan lantai grating (lantai baja berlubang) agar sinar matahari dapat diteruskan dari lantai 3 hingga lantai dasar. Kata Kunci: Pasar Pertanian, Pertanian Vertikal, Material Bekas, Kenyamanan Pengguna Ruang, Persyaratan Tumbuh Tanaman.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPasar Pertanianen_US
dc.subjectPertanian Vertikalen_US
dc.subjectMaterial Bekasen_US
dc.subjectKenyamanan Pengguna Ruangen_US
dc.subjectPersyaratan Tumbuh Tanamanen_US
dc.titleProyek Akhir Sarjana Baciro Agri – Market Pasar Pertanian di Area Perkotaan dengan Penerapan Vertical Farming dan Sustainable Material pada Bangunanen_US
dc.Identifier.NIM11512058


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record