dc.description.abstract | Kepulauan yang berada di bagian timur Pulau Sumatera, Bangka Belitung, selain kaya akan
keindahan alam juga kaya akan kandungan mineralnya. Bangka Belitung dikenal sebagai satusatunya
daerah penghasil timah di Indonesia. Aktivitas pertambangan yang telah ada sejak
bertahun-tahun lalu berdampak nyata terhadap lingkungan hidup, berakhir dengan
meninggalkan lahan-lahan terlantar dengan kondisi topografi serta lanskap yang tidak
beraturan, penurunan kualitas lahan, dan terjadinya kenaikan suhu udara kawasan. Area
Kampoeng Reklamasi Air Jangkang misalnya yang kegiatan pertambangan timahnya telah
berakhir masa aktifnya sejak tahun 2010 dan telah dilakukan reklamasi yang dimulai pada tahun
2013. Sampai saat ini, beberapa areal telah dikembangkan dan mulai berubah menjadi
kawasan hijau yang dibalut dengan konsep agrowisata, namun beberapa areal lainnya masih
belum diolah setelah tahap reklamasi selesai dilaksanakan. Seiring dengan kondisi tersebut,
pemerintah sedang mengupayakan strategi pengembangan pariwisata daerah. Salah satu
strategi ialah penanganan kerusakan lingkungan hidup pasca pertambangan timah melalui
implementasi sebuah wisata yang berwawasan lingkungan. Mengingat Bangka Belitung
sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas Indonesia, salah satu jenis wisata unggulan
yang dapat dikembangkan adalah Ekowisata.
Ekowisata menjadi pendekatan dalam rancangan Tourism Gallery dengan menghadirkan
konsep edukasi terkait pelestarian lingkungan pascatambang timah dan kekayaan budaya di
dalamnya. Konsep Ekowisata ini ditujukan untuk dapat mendukung pengembangan wisata
lingkungan dan budaya sebagai sebuah perjalanan yang mengedukasi. Selain itu, untuk dapat
berkontribusi dalam pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, konsep pengendalian lahan,
bangunan yang hemat energi, dan kenyamanan dalam ruang menjadi tolok ukur dalam evaluasi
rancangan yang sesuai dengan standar penilaian dari GBCI. Dari 5 kategori penilaian; ASD,
EEC dan IHC dipilih untuk dapat dilihat kriteria penilaian yang dijadikan sebagai tolok ukur
keberhasilan desain dengan total 7 tolok ukur dari ketiga kategori tersebut. Selain itu, dalam
analisis, dilakukan pengujian bayangan massa bangunan, dan uji pencahayaan menggunakan
software VELUX Daylighting Visualizer. Hasil uji pencahayaan di beberapa titik masih belum
merata penyebarannya yang dapat terlihat dari titik merah pada pengujian, namun hal tersebut
dapat diselesaikan dengan tata lanskap di area dengan pencahayaan tinggi.
Kata Kunci : Keberlanjutan Lingkungan, Reklamasi, Tourism Gallery, Ekowisata | en_US |