Show simple item record

dc.contributor.advisorProf. Ir. Widodo, MSCE, Ph.D
dc.contributor.advisorDr. Ir. Lalu Makrup, MT
dc.contributor.authorCHOIRUNISA WINDIASTUTI
dc.date.accessioned2021-08-12T02:59:05Z
dc.date.available2021-08-12T02:59:05Z
dc.date.issued2020-07-20
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/31520
dc.description.abstractGempabumi Pidie Jaya Aceh 7 Desember 2016 merupakan kejadian gempabumi besar yang menarik untuk dipelajari. BMKG dan USGS telah melakukan kajian tentang intensitas gempabumi tersebut meskipun belum dibuat dalam bentuk isoseismal. Isoseismal penting untuk dibuat agar dapat memberikan gambaran besarnya ground shaking yang terjadi di beberapa daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat isoseismal, mengetahui atenuasi intensitas dan jarak, atenuasi intensitas dan percepatan, mengetahui kerentanan dan rasio kerusakan bangunan rumah tinggal akibat gempabumi tersebut. Penelitian yang berkaitan dengan isoseismal dilakukan dengan membagikan kuesioner, wawancara, dan observasi di lapangan. Responden dipilih orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi yang akurat. Analisis data dilakukan dengan merata-rata hasil kuesioner dan wawancara. Data intensitas yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan software Arc-View GIS untuk menggambarkan kontur isoseismalnya. Untuk penelitian yang terkait dengan kerentanan, data rumah sebelum gempabumi dan rumah-rumah yang rusak akibat gempabumi diperoleh dengan mengumpulkan data dari berbagai instansi pemerintah. Data tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan daerah intensitas gempanya dan dibuat grafik hubungan antara intensitas dan persentase kerusakan total. Penelitian yang terkait dengan rasio kerusakan rumah dilakukan dengan mengobservasi sampel rumah yang rusak di lapangan untuk setiap tingkat kerusakan. Hasil perhitungan rasio kerusakan kemudian dirata-rata untuk masing-masing tingkat kerusakan yang diteliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Isoseismal untuk gempabumi Pidie Jaya 7 Desember 2016 tidak mendekati lingkaran, tetapi cenderung memanjang berbentuk elips mengikuti sesar Samalanga. Pola kontur isoseismal yang memanjang mengikuti sesar ini menunjukkan bahwa pergerakan sesar dan kondisi tanah setempat sangat berpengaruh terhadap besarnya intensitas yang terjadi. Peta isoseismal ditampilkan dalam beberapa gradasi warna yang menunjukkan perbedaan kawasan berdasarkan tingkat skala intensitas. Persamaan atenuasi global antara intensitas (I) danjarak (R) untuk gempabumi Pidie Jaya 7 Desember 2016 mengikuti persamaan exponensial Ix = 6.242 e , arah Barat Laut Ix(b)= 7.087e −0.0021 , Atenuasi untuk arah Barat Daya adalah Ix(a)= 6.827e −0.0003 , arah Selatan Ix(d) = 6.185e −0.00003 , arah Barat Ix(c)= 4.616e −0.00001 . Hubungan intensitas dan central ratio kerusakan (central demage ratio) untuk gempabumi Pidie Jaya 7 Desember 2016. Rasio kerusakan tertinggi adalah 26.93% yang berada pada intensitas IX MMI. Melihat dari rasio kerusakan bangunan yang relative kecil hanya 1.83% menandakan kondisi rumah di Kabupaten Pidie Jaya dalam kategori baik karena kebanyakan rumah penduduk terbuat dari konstruksi kayu yang fleksibel dalam menyerap energy gempa. Kerusakan banyak terjadi pada rumah yang terbuat dari pasangan batu bata dengan perkuatan atau tanpa perkuatan yang konstuksinya lebih kaku serta spesifikasi bangunan rumah belum memenuhi standar bangunan tahan gempa. Untuk mengetahui central damage ratio dalam berbagai arah yaitu Arah Tenggara, Arah Barat Daya, dan Arah Timur Laut.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectintensitasen_US
dc.subjectisoseismalen_US
dc.subjectground shakingen_US
dc.subjectkerentananen_US
dc.subjectrasio kerusakanen_US
dc.titleIsoseismal, Kerentanan, Dan Rasio Kerusakan Bangunan Rumah Tinggal : Studi Kasus Gempabumi Pidie Jaya 7 Desember 2016en_US
dc.Identifier.NIM15914043


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record