Pengaruh Tepung Garut (Maranta Arundinacea L.) Dalam Diet Terhadap Gambaran Histologis Hepar Pada Tikus Betina Galur Sparague Dawley Yang Diinduksi 7,12 Dimethylbenz[A]Antracene
Abstract
Latar Belakang: 7,12 dimethilbenz[a]antracene (DMBA) dapat memicu terjadinya stress oksidatif. Tumbuhan garut (Maranta arundinacea L.) mempunyai berbagai kandungan antioksidan yang dapat mencegah stress oksidatif.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh tepung garut terhadap gambaran hepar tikus Sparaguey Dawley setalah pemberian 7,12 dimethilbenz[a]antracene (DMBA).
Metode: Jenis penelitian berupa eksperimental randomized post test control group. Subjek penelitian ini yaitu tikus betina galur Sparague Dawley. Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol, kelompok 2 merupakan kelompok DMBA dengan pakan standar, kelompok 3 merupakan kelompok DMBA+garut 30%, kelompok 4 merupakan kelompok DMBA+garut 45% dan kelompok 5 merupakan kelompok DMBA+garut 60%. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan Kruskal Wallis untuk melihat kerusakan hepar.
Hasil: Kerusakan yang ditemukan pada jaringan hepar berupa perdangan dan nekrosis. Persentase peradangan dan nekrosis berturut turut pada kelompok kontrol, DMBA dengan pakan standar, DMBA dengan pakan garut 30%, 45% dan 60% adalah 5,00 ± 4.08; 23,33 ± 10,40; 47,50 ± 19,36; 11,25 ± 4,78; 11,25 ± 4,78 (p=0,00) dan 1,25 ± 2,5; 15,0 ± 5,00; 10,00 ± 8,16; 2,50 ± 5,00; 6,25 ± 7,50 (p=0,09).
Kesimpulan: Diet dengan tepung garut konsentrasi 45% dan 60% memiliki efek menurunkan gambaran peradangan dan nekrosis hepar tikus Sparaguey Dawley setalah pemberian 7,12 dimethilbenz[a]antracene (DMBA) namun secara statistik tidak bermakna.
Collections
- Medical Education [2279]