Hubungan Kejadian Stunting Dan Hasil Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (Kpsp) Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pakem
Abstract
Stunting(perawakan pendek) merupakan keadaan gangguan gizi kronis yang terjadi pada seribu hari pertama kehidupan. Balita stunting memiliki risiko mengalami hambatan pada pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh termasuk otak. Gangguan perkembangan otak dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik, sensorik, verbal, maupun sosial. Pemeriksaan perkembangan anak dapat diukur melalui beberapa instrumen salah satunya adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Tujuan Penelitian : Menilai status gizi stunting dan perkembangan anak dan mengetahui hubungan kejadian stunting dengan hasil pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) pada balita usia 24-59 bulan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pakem.
Metode : Desian penelitian ini adalah potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada balita usia 24-59 bulan di posyandu balita wilayah kerja Puskesmas Pakem. Diagnosis stunting ditegakkan menggunakan grafik pertumbuhan anak WHO dan perkembangan anak dinilai menggunakan KPSP yang diadaptasi dari Kemenkes RI (2016)
Hasil : Total responden pada penelitian ini yaitu 53 Balita dan 19 diantaranya mengalami stunting (34%). Dari 53 responden didapatkan perkembangan tidak sesuai pada 14 responden dan perkembangan sesuai usia pada 39 responden. Secara statistik didapatkan tidak ada hubungan antara kejadian stunting dan perkembangan balita yang diukur menggunakan KPSP (p=1,000)
Kesimpulan : Pada penelitian ini belum terbukti bahwa kejadian stunting berhubungan dengan hasil pemeriksaan KPSP.
Collections
- Medical Education [2279]