Show simple item record

dc.contributor.advisorProf. Dr. Hadri Kusuma
dc.contributor.author12931002 Mursyid
dc.date.accessioned2021-07-14T05:30:35Z
dc.date.available2021-07-14T05:30:35Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/30483
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis rumusan Indeks Maqashid Syariah (IMS) dalam mengukur kinerja bank syariah dan menganalisis kinerja bank syariah yang diukur dengan IMS. Teknik analisis yang dipergunakan adalah dengan menggunakan The Simple Additive Weighting Methode (SAW) yang digunakan dalam proses pembobotan, dan agregasi (penjumlahan). Metode ini dipilih karena menghasilkan Maqashid Indeks bank yang lebih baik dibanding dengan metode lain seperti The Bedoui Pentagon serta hasilnya pun lebih proporsional sebagaimana pendapat Ascarya dkk., (2015). Teknik sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria-kriteria yang dibuat, diantaranya: BUS telah menerbitkan laporan keuangan (annual report) dan beroperasi memasuki tahun kelima sampai dengan tahun 2018, serta memiliki kelengkapan data untuk semua variable model Maqashid Indeks. Sedang sumber data penelitian berdasar dari annual report masing-masing bank. Perumusan Maqashid Indeks adalah dengan menggunakan konsep dasar Multiple Attribute Decision Making (MADM), yaitu metode pengambilan keputusan untuk mendapatkan alternative terbaik dari sejumlah alternative berdasarkan kriteria dengan langkah-langkah. Pertama, melakukan agregasi terhadap setiap tujuan syariah, dimensi dan elemen. Kedua, melakukan perangkingan BUS berdasarkan hasil agregasi setiap tujuan syariah, dimensi dan elemen Peneliti juga telah berhasil memberi peringkat kepada bank umum syariah, yaitu BTPN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia pada peringkat pertama dan kedua dengan nilai IMS masing-masing 0,265429 dan 0,237110 atau dengan kategori kurang yaitu berada pada grade 20% s/d 39,99%. Peringkat ketiga Panin Dubai Syariah Bank dengan nilai indeks 0,180733, nilai indeks 0,151299 dimiliki BCA Syariah yang sekaligus peringkat keempat, peringkat kelima dengan nilai indeks 0,128606 di raih BRI Syariah, peringkat keenam dengan nilai indeks 0,124661 diliki BNI Syariah dan Bank Mega Syariah dengan nilai indeks 0,087068 berada pada peringkat terakhir dengan seluruh IMS berada pada kategori kurang baik atau nilai IMS posisi pada grade 0% s/d 19,99%. Selanjutnya, jika dikorelasikan antara IMS dengan ROE, ROA, BOPO, NPF, Tingkat Pertumbuhan DPK dan Aset diperoleh bahwa ada hubungan antara ROE, ROA dan BOPO dengan IMS karena memiliki nilai lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Sedangkan, NPF, Tingkat Pertumbuhan DPK dan Aset tidak memiliki hubungan atau tidak berkorelasi dengan IMS. Hal ini disebabkan karena nilai masing-masing sebesar 0.05, 0.25 dan 0.21 yang lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian, aset yang besar, atau NPF yang tinggi tidak menjadi sebab berpengaruhnya IMS, begitu juga sebaliknya, ROE, ROA, dan BOPO sangat mempengaruhi IMS sebuah bank. Kata Kunci: Maqashid Syariah, Indeks Maqashid Syariah, kinerja, dan Bank Syariahen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectMaqashid Syariahen_US
dc.subjectIndeks Maqashid Syariahen_US
dc.subjectkinerjaen_US
dc.subjectBank Syariahen_US
dc.titleAnalisis Kinerja Bank Syariah di Indonesia: Pendekatan Maqashid Syariahen_US
dc.Identifier.NIM12931002


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record