Uji Resistensi Larva Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida Temephos Di Dusun Pedak Kelurahan Sinduharjo Kecamatan Ngaglik Dengan Metode Bioassay
Abstract
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi yang dinyatakan sebagai endemis Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Dusun Pedak adalah salah satu dari 87 padukuhan yang ada dikecamatan Ngaglik terdiri dari 2 RW dan masing-masing RW terdiri dari 2 RT, kasus DBD pada dusun Pedak hampir tiap tahun ditemukan.Temephos adalah larvasida yang digunakan sejak tahun 1976 hingga sekarang, penggunaan dalam waktu yang cukup lama ini tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan resistensi atau ketahanan.Teknik bioassay merupakan cara untuk melihat status resistensi berdasarkan kriteria WHO yang sudah ada dan dilakukan pengamatan dalam waktu 24 jam kemudian dilihat status kerentanan atau resistensinya. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah terjadi resistensi larva nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida Temephos dan mengetahui perbedaan status resistensi pada RT 1, 2, 3,dan 4 RT di Dusun Pedak Kelurahan Sinduharjo Kecamatan Ngaglik. Metode : Penelitian ini dilakukan secara eksperimen murni (true ekperiment). Rancangan penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design. Subyek penelitian dibagi menjadi kelompok perlakuan yang diberikan dosis temephos 0,02 ppm pada RT 1, 2, 3 dan 4 dan kelompok kontrol diberi alkohol 70% dengan 4 kali replikasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi FK UII dan jumlah sampel yang digunakan 25 ekor larva untuk tiap perlakuan. Hasil : Hasil uji bioassay atau hayati pada larva Aedes aegypti keturunan pertama (F1) terhadap insektisida Temephos 1 SG atau Abate® dengan dosis diagnostik WHO sebesar 0,02 ppm yang dipaparkan selama 24 jam pada RT 1, 2, 3, dan 4 dengan 4 replikasi pada RT 1, 2, 3 dan 4 dikategorikan dalam kelompok rentan (kematian ≥99%) atau persentase kematianya 100%. Kesimpulan : Larva Aedes aegypti di dusun Pedak, Sinduharjo, Sleman Yogyakarta masih rentan terhadap larvasida temephos 1 SG (Abate ®) dengan dosis diagnostik WHO sebesar 0,02 ppm dan tidak terdapat perbedaan status resistensi baik pada RT 1, 2, 3, dan 4.
Collections
- Medical Education [2286]