Analisis Potensi Pencemaran Nitrit (No2) Pada Tambak Udang Di Sepanjang Pantai Selatan Yogyakarta
Abstract
Pemanfaatan wilayah pesisir pantai selatan di kabupaten Bantul dan
Kulonprogo sebagai lahan budidaya tambak udang memiliki peluang usaha yang
sangat besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, air
limbah yang dihasilkan dari tambak udang hanya dialirkan melalui gorong-gorong
ke sungai menuju muara. Apabila kondisi tersebut berlangsung terus-menerus,
maka tambak udang berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan. Di dalam
air limbah tambak terdapat akumulasi senyawa organik nitrogen sisa pakan dan
kotoran udang yang terurai antara lain membentuk nitrit. Penelitian ini bertujuan
untuk memetakan persebaran lokasi tambak udang dan persebaran potensi
pencemaran nitrit serta menganalisis total potensi pencemaran nitrit dari output air
limbah tambak udang di daerah pantai selatan kabupaten Bantul dan Kulonprogo.
Metode yang digunakan adalah pemetaan dan olah data sekunder. Potensi
pencemaran nitrit diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu: zona hijau, zona kuning
dan zona merah dengan masing-masing batasan rendah (0,042-0,311 kg/masa
pemeliharaan/tambak); sedang (0,312-0,624 kg/masa pemeliharaan/tambak); dan
tinggi (0,625-0,936 kg/masa pemeliharaan/tambak). Hasil potensi pencemaran
nitrit pada tambak di Bantul sebesar 92,404 kg/masa pemeliharaan/kabupaten
sedangkan di Kulonprogo sebesar 387,557 kg/masa pemeliharaan/kabupaten.
Dengan potensi pencemaran sebesar itu maka dapat diperkirakan besarnya
sumbangan limbah dari tambak udang yang akan mengalir ke pesisir atau laut. Oleh
sebab itu, perlu adanya sistem pengolahan air limbah yang baik untuk mengurangi
potensi pencemaran dari tambak udang tersebut.
Collections
- Environmental Engineering [1430]