Pusat Belanja Muslim di Yogyakarta: Penekanan pada Perancangan Tata Ruang Dalam dan Penampilan Bangunan sebagai Perwujudan Akulturasi Islam dan Budaya Jawa
Abstract
Meningkatnya apresiasi masyarakat Yogyakarta sebagai kota budaya terhadap perkembangan busana muslim tertihat dengan semakin banyaknya kaum muslim yang mulai mengenakan busana muslim sebagai pakaian sehari-hari. Hal ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai Islam yang terjadi sejalan dengan makin meningkatnya aktivitas kaum Muslim di berbagai bidang. Atas dasar inilah selayaknya Yogyakarta memiliki Pusat Belanja yang menyediakan segala macam keperluan masyarakat muslim mulai dari produk fashion, barang-barang kebutuhan sehari-hari, buku, serta dilengkapi fasilitas untuk membahas berbagai topik tentang Islam dengan segmentasi pasar menengah yang diciptakan melalui sebuah Pusat Belanja Muslim dengan penataan ruang dalam dan penampilan bangunan melalui pendekatan alkulturasi Islam.
Massa bangunan Pusat Belanja Muslim diwujudkan sebagai satu massa bangunan besar dengan gagasan ide bentuk dicapai dengan penerapan bentuk dasar rumah tradisional Jawa dan Islam berupa bentuk persegi. Orientasi massa didasarkan pada arah utara - selatan sesuai dengan filosofi Jawa yang mengagungkan gunung
merapi dan pantai selatan sebagai pusat kosmik. Bentuk massa secara keseluruhan tercipta berdasarkan penempatan ruang fungsional dengan pertimbangan bentuk site yang menghadap ke utara sehingga bangunan mempunyai sumbu axis pada arah utara
dan orientasi vertikal sebagai bentuk penghormatan pada keagungan Tuhan sehingga bangunan dibuat bertingkat dan semakin ke atas bangunan semakin kecil.
Pada tahap pengembangan desain, penataan ruang dalam diatur berdasarkan pengelompokkan jenis dan sifat kegiatannva. Susunan ruang secara vertical penempatannya didasarkan pada urutan proses distribusi busana muslim mulai dari proses produksi pada lantai satu, proses penjualan di lantai dua, dan proses promosi
melalui peragaan busana dan pameran di lantai tiga. Area penjualan sebagai kegiatan
utama pada pusat Belanja Muslim dapat diakses melalui tangga utama dengan bidang
penerima cukup besar yang menjadi main entrance pada bangunan. Pembangunan ruang
penjualan untuk busana pria dan wanita dibagi berdasarkan susunan saff dalam sholat. Susunan saff pria terletak di depan saff wanita dengan orientasi arah
barat yang diterapkan pada bangunan dengan penempatan ruang penjualan busana pria
pada sisi barat dan busana wanita pada sisi timur. Penampilan bangunan paaa dasarnya sebagai wujud akulturasi Islam dan budaya Jawa diterapkan melatui bentuk atap pyramidal bertumpuk tiga serta bentuk bukaan pintu dan jendeta yang menggunakan
simbol Islam berupa Lafadz Allah yang terpatri pada bagian tengah kaca. Main entrance
pada bangunan dipertegas dengan adanya gate yang menjorok ke luar bangunan dengan
lekukan pada sisi atas dan permainan ornamen kaligrafi dan motif flora vang dipertegas dengan dua buah kolom besar.
Collections
- Architecture [3658]