Show simple item record

dc.contributor.advisorEdy Purwanto
dc.contributor.author15511010 Nizar Surya Isadono
dc.date.accessioned2021-06-07T05:48:37Z
dc.date.available2021-06-07T05:48:37Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/28919
dc.description.abstractProyek Jalan tol Balikpapan – Samarinda terletak di Provinsi Kalimantan Timur. Kondisi tanah pada proyek ini sangat beragam. Tanah eksisting di lapangan merupakan tanah rawa. Dalam pembangunan jalan tol tersebut, tanah rawa mendapat perhatian khusus karena berdampak pada penurunan tanah atau potensi longsor yang besar. Adanya potensi longsor serta penurunan tanah yang besar maka perlu dilakukan analisis timbunan diatas tanah rawa tersebut. Analisis timbunan bertujuan untuk mengetahui angka aman terhadap longsor serta angka penurunan tanah Analisis stabilitas timbunan dilakukan dengan menggunakan bantuan software PLAXIS 8.6. Variasi tinggi timbunan yang digunakan adalah 2,1 m, 4,2 m, 6,3 m, 8,4 m, dan 10,5 m. Variasi yang diterapkan juga termasuk variasi tinggi muka air tanah. Tinggi muka air tanah terdapat pada ketinggian 20 meter dan 18 meter sesuai dengan parameter tanah yang didapat. Tahap awal adalah melakukan pemodelan serta kalkulasi pada timbunan tanah asli tanpa perkuatan geotekstil untuk mendapat nilai SF dan penurunan tanah. Timbunan yang mengalami collapse pada tahap ini maka dilakukan perhitungan manual (metode fellenius) untuk mendapat nilai SF. Tahap kedua adalah melakukan perhitungan kebutuhan geotekstil. Tahap selanjutnya, melakukan pemodelan dan kalkulasi timbunan dengan perkuatan geotekstil yang mengacu pada perhitungan kebutuhan geotekstil. Analisis tahap pertama dilakukan pada variasi muka air 20 m dengan variasi tinggi timbunan. Hasil analisis pada timbunan dengan tinggi 2,1 meter diperoleh SF sebesar 2,379 serta penurunan tanah sebesar 0,986 meter. Timbunan dengan tinggi 4,2 meter diperoleh hasil angka aman sebesar 2,009 serta penurunan tanah sebesar 0,127 meter. Pada timbunan dengan tinggi 6,3 meter memperoleh hasil angka aman sebesar 1,6919 serta penurunan tanah 0,237 meter. Timbunan dengan tinggi 8,4 meter diperoleh angka aman sebesar 1,514 dan penurunan tanah sebesar 0,20834 meter. timbunan dengan tinggi 10,5 meter mengalami collaps. Untuk dapat mengetahui angka aman timbunan 10,5 meter maka dilakukan perhitungan dengan metode fellenius. Hasil perhitungan fellenius didapat angka aman sebesar 0,946. Tahap berikutnya adalah melakukan analisis yang sama pada variasi muka air 18m dan analisis pada timbunan yang telah diperkuat geotekstil. Pada analisis timbunan yang telah diperkuat geotekstil mengalami peningkatan SF serta mengecilnya angka penurunan tanah. Contoh pada timbunan muka air 20 m, timbunan dengan tinggi 2,1 meter diperoleh SF sebesar 3,2248 serta penurunan tanah sebesar 0,0964 meter. Timbunan dengan tinggi 4,2 meter diperoleh SF sebesar 3,0511 serta penurunan tanah sebesar 0,1609 meter. Timbunan dengan tinggi 6,3 meter memperoleh SF sebesar 2,5303 serta penurunan tanah 0,2308 meter. Timbunan dengan tinggi 8,4 meter diperoleh SF sebesar 2,0385dan penurunan tanah sebesar 0,32 meter. Sedangkan pada timbunan dengan tinggi 10,5 meter diperoleh angka aman sebesar 1,7528 serta penurunan tanah didapat sebesar 0,423 meter. Hasil analisis pada variasi timbunan keseluruhan juga mengalami peningkatan kualitas dari segi SF dan penurunan tanahnya setelah diperkuat geotekstil.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAngka Amanen_US
dc.subjectGeotekstilen_US
dc.subjectPLAXIS 8.6en_US
dc.subjectPenurunan Tanahen_US
dc.titleAnalisis Stabilitas Timbunan Tanah Menggunakan Perkuatan Geotekstil dengan Program PLAXIS 8.6 Serta Metode Fellenius (Studi Kasus di Jalan Tol Balikpapan-Samarinda)en_US
dc.Identifier.NIM15511010


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record