Show simple item record

dc.contributor.advisorSaepudin
dc.contributor.author16613008 Desti Dwi Maulina
dc.date.accessioned2021-06-03T08:46:53Z
dc.date.available2021-06-03T08:46:53Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/28864
dc.description.abstractPrevalensi gangguan jiwa di Indonesia menurut data RISKESDAS 2018 mencapai angka 7% dengan prevalensi tertinggi terdapat di Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peningkatan prevalensi kesehatan jiwa berpotensi meningkatkan penggunaan antipsikotik sehingga diperlukan evaluasi terkait penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan dan profil penggunaan obat antipsikotik di puskesmas se-Kabupaten Sleman selama periode tahun 2015 – 2019 berdasarkan jenis dan kuantitasnya dalam satuan DDD. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengumpulkan data penggunaan obat antipsikotik secara retrospektif dalam waktu lima tahun, yaitu selama tahun 2015-2019. Data yang diperoleh dari LPLPO dan data kompilasi penggunaan obat pada sistem informasi manajemen obat SIMO kemudian dianalisis dengan menggunakan metode ATC/DDD dan DU 90% dengan Miscrosoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antipsikotik yang paling sering digunakan selama periode 2015-2019 adalah haloperidol (154,89 DDD/ 1000 penduduk), diazepam (21,56 DDD/1000 penduduk), amitriptilin (18,14 DDD/1000 penduduk), risperidon (1,38 DDD/1000 penduduk), dan klorpromazin (1,02 DDD/1000 penduduk).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAntipsikotiken_US
dc.subjectATC/ DDDen_US
dc.subjectDU 90%en_US
dc.titleEvaluasi Kuantitas Penggunaan Antipsikotik di Puskesmas Sekabupaten Sleman Tahun 2015- 2019 dengan Metode ATC/ DDD dan DU 90 %en_US
dc.Identifier.NIM16613008


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record